Selasa 15 Jun 2021 01:49 WIB

Akademisi UI Harapkan Kolaborasi Arkeologi Meningkat

Kolaborasi dan sinergi itu akan mempercepat upaya pelestarian budaya di Tanah Air.

Akademisi UI Harapkan Kolaborasi Arkeologi Meningkat. Arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) mengukur lebar gentong saat ekskavasi di situs Adan-adan, Desa Adan-adan, Kediri, Jawa Timur, Senin (14/6/2021). Ekskavasi pada jarak 500 meter dari induk candi Adan-adan peninggalan kerajaan Kadiri tersebut menemukan dua buah gentong dari batu andesit berikut struktur bangunan yang diperkirakan kawasan permukiman penduduk.
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Akademisi UI Harapkan Kolaborasi Arkeologi Meningkat. Arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) mengukur lebar gentong saat ekskavasi di situs Adan-adan, Desa Adan-adan, Kediri, Jawa Timur, Senin (14/6/2021). Ekskavasi pada jarak 500 meter dari induk candi Adan-adan peninggalan kerajaan Kadiri tersebut menemukan dua buah gentong dari batu andesit berikut struktur bangunan yang diperkirakan kawasan permukiman penduduk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arkeolog sekaligus akademisi dari Univesitas Indonesia (UI) Dian Sulistyowati mengharapkan adanya sinergi atau kolaborasi semua pihak terus dikembangkan untuk kemajuan dunia arkeologi di Indonesia.

"Yang menjadi harapan saya saat ini adalah adanya sinergi dan kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan yang kaitannya nanti untuk kepentingan kemajuan dunia arkeologi kita, dunia kepurbakalaan kita," ujar Dian,Senin (14/6).

Baca Juga

Menurutnya, kolaborasi itu dibutuhkan karena saat ini berbagai pihak terkait arkeologi di Indonesia masih banyak yang bergerak sendiri-sendiri. Padahal, mereka memiliki niat yang sama untuk melestarikan dan mengenalkan warisan budaya.

Karena itu, menurut dia, kolaborasi dan sinergi berbagai pihak perlu terus ditingkatkan lagi demi mencapai tujuan yang mulia tersebut. Memperingati Hari Purbakala ke-108, yang jatuh pada 14 Juni, Dian berharap kolaborasi dan sinergi itu akan mempercepat upaya pelestarian budaya di Tanah Air.

Hal itu karena masih terdapat ancaman dari usaha pelestarian dan pewarisan berbagai budaya di Indonesia yang terbilang signifikan, seperti adanya pencurian dan pengambilan benda bersejarah. "Yang kita butuhkan tidak cuma menunggu dari pemerintah upayanya apa, hukumnya apa yang akan dikeluarkan. Tapi adanya kerja sama dari berbagai macam pihak," kata dosen Program Studi Arkeologi UI itu.

Dia optimistis hal itu dapat terwujud karena masyarakat sendiri sudah memiliki kesadaran menjaga dan merawat warisan budaya. Salah satu buktinya adalah banyak komunitas masyarakat yang muncul berpartisipasi menjadi bagian usaha pelestarian cagar budaya.

Sementara dari akademisi, peneliti, dan pemerintah dapat berpartisipasi dalam usaha memberikan manfaat kepada masyarakat dalam usaha mereka melestarikan warisan sejarah. "Jadi orang itu semakin memahami dan semakin menghargai warisan budaya yang ada di daerah mereka masing-masing," ujar Dian.

Hari Purbakala Nasional diperingati setiap 14 Juni, tanggal yang sama ketika Belanda resmi pada 1913 mendirikan Oudheidkundige Diens (Dinas Purbakala) untuk mengerjakan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi pelestarian peninggalan purbakala dan fungsi penelitian arkeologi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement