REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah pengguna sepeda balap, yang melintas saat uji coba road bike di Jalan Layang Non-Tol Kampung Melayu-Tanah Abang alias JLNT Casablanca, terus meningkat. Saat bersamaan, koalisi LSM memprotes uji coba itu lantaran dinilai melanggar aturan dan diskriminatif.
"Dari tiga kali uji coba yang kami lakukan terjadi peningkatan jumlah pesepeda di lintasan ini secara signifikan," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, saat meninjau uji coba road bike pekan keempat di JLNT Casablanca, Ahad (13/6).
Syafrin menjelaskan, pada uji coba pekan pertama, Ahad (23/5), terdapat 1.666 pengguna sepeda balap. Saat uji coba pekan kedua, Sabtu (29/5) dan Ahad (30/5), tercatat 2.499 pengguna sepeda balap yang melintas. Sedangkan pada uji coba pekan ketiga, Sabtu (5/6) dan Ahad (6/6), ada 4.005 pengguna sepeda balap.
JLNT Casablanca, yang ketinggiannya 18 meter itu, sedari awal hanya boleh dipergunakan untuk mobil. Sebab embusan angin di jalan layang itu sangat kencang sehingga membahayakan pengguna sepeda motor.
Sejak 23 Mei, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta justru melakukan uji coba road bike di sana dengan alasan angin tak berembus kencang pada pagi pukul 06.00-08.00 WIB. Tapi, pengguna sepeda biasa tak boleh ikutan. Sedang pengguna sepeda motor tetap tak boleh melintas di jalan layang itu, baik saat uji coba maupun di luar hari uji coba.
Kolasi LSM lantas memprotes kebijakan Pemprov DKI ini. Anggota koalisi itu di antaranya Bike To Work (B2W) Indonesia, Road Safety Association Indonesia, dan Koalisi Pejalan Kaki (KPK).
Pada uji coba pekan keempat atau hari ini, sejatinya koalisi LSM itu akan menggelar aksi "Black Day Action". Dalam aksi itu, mereka menolak JLNT Casablanca digunakan tak sesuai peruntukannya dan tak sesuai peraturan daerah. Mereka juga menolak penggunaan jalan raya bagi pengguna sepeda balap.
Namun aksi itu urung digelar. Setelah melakukan mediasi dengan Dinas Perhubungan DKI, aksi akhirnya dialihkan jadi bentuk diskusi pada hari yang sama dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan dalam isu ini, termasuk para pengguna sepeda balap.
"Jam 12.00 WIB diharapkan diskusi ini selesai dan ada konsesi kesepakatan solusi untuk semua yang berkepentingan," kata Ketua Tim Advokasi B2W Indonesia, Fahmi Saimima, kepada Republika, Ahad.