REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren penambahan kasus Covid-19 harian di Indonesia terus menanjak. Peningkatannya jelas terlihat sejak pasca-Lebaran hingga hari ini. Bahkan, jumlah kasus baru pada Kamis (10/6) kemarin mencapai 8.892 orang, tertinggi sejak Februari 2021 atau nyaris empat bulan berselang. Sementara, pada Jumat (11/6) ini dilaporkan ada 8.083 kasus baru.
Dalam beberapa kali kesempatan, pemerintah menyebutkan bahwa lonjakan kasus ini disebabkan peningkatan mobilitas warga selama libur Lebaran lalu. Kerumunan yang muncul saat tradisi keagamaan, seperti ziarah, juga ikut menyumbang kenaikan kasus.
Namun, muncul kekhawatiran bahwa kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia juga didukung oleh masuknya varian virus corona B.1.617.2 atau yang akrab disebut varian Delta. Varian virus inilah yang membuat ledakan kasus Covid-19 di India dalam beberapa bulan terakhir.
Apakah benar varian Delta ikut berkontribusi dalam kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia?
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, tren kenaikan kasus harian yang terjadi dalam dua pekan terakhir bisa dipastikan akibat tingginya mobilitas dan potensi kerumunan warga saat libur Lebaran lalu, juga saat Ramadhan.
"Tahun lalu juga seperti itu. Mengenai varian-varian baru yang sudah ditemukan di berbagai daerah, sampai saat ini penelitiannya belum bisa buktikan bahwa ada hubungan langsung peningkatan kasus disebabkan varian baru," ujar Wiku dalam keterangan pers, Jumat (11/6).
Varian baru, seperti Delta dari India, memang ditemukan. Hanya saja, Wiku menambahkan, kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini lebih disebabkan oleh peningkatan mobilitas selama libur Lebaran.
"Kami akan sampaikan apabila hasil penelitian yang lebih dalam, yang bisa berikan bukti bahwa ada potensi hubungan antara varian itu, akan kami sampaikan kepada publik," kata Wiku.