REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyebut, jumlah penularan kasus Covid-19 di Ibu Kota kembali melonjak. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, ditemukan sebanyak 2.096 kasus baru penularan Covid-19 pada hari ini, Kamis (10/6).
"Sebanyak 12.304 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru, dengan hasil 2.096 positif dan 10.208 negatif," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes DKI Jakarta, Dwi Oktavia dalam keterangan tertulis resminya, Kamis.
Jumlah positif Covid-19 harian pada Kamis (10/6) sebesar 2.096 kasus melonjak tinggi jika dibanding pada Rabu (9/6) sebesar 1.371 kasus dan Selasa (8/6) yang 'hanya' sebanyak 755 kasus.
Dwi menjelaskan, 51 persen atau sebanyak 1.070 kasus positif dalam temuan ini, di antaranya adalah hasil tracing dari RT yang menerapkan micro lockdown. Sedangkan, 49 persen atau 1.026 kasus lainnya merupakan hasil pemeriksaan dari fasilitas kesehatan yang ada di Jakarta.
Ia menuturkan, distribusi 2.096 kasus positif hari ini tersebar merata di seluruh wilayah DKI Jakarta. Mulai dari Kepulauan Seribu sebanyak dua kasus, Jakarta Barat 422 kasus, Jakarta Pusat 331 kasus, Jakarta Selatan 499 kasus, Jakarta Timur 637 kasus, dan Jakarta Utara 205 kasus.
"Jika dilihat penambahan kasusnya merata, terjadi di 43 Kecamatan di DKI Jakarta, kecuali Kepulauan Seribu Utara. Lima kecamatan penyumbang kasus terbanyak adalah Cengkareng 109 kasus, Cipayung 80 kasus, Jagakarsa 80 kasus, Duren Sawit 71 kasus, dan Kebon Jeruk 68 kasus," ungkap Dwi.
Lebih lanjut Dwi menyampaikan, dari jumlah kasus positif tersebut, sebanyak 760 kasus atau 36 persen adalah orang tanpa gejala. Kemudian, 1.336 kasus atau 64 persen merupakan pasien bergejala dengan 232 orang diantaranya menjalani perawatan di rumah sakit.
In Picture: Pemprov DKI Tutup Gerai McDonalds Akibat Antrean BTS Meals.
Sebelumnya, Dwi juga menyatakan bahwa pihaknya menemukan ada 800 Klaster Lebaran di Ibu Kota. Ia menuturkan, total ada 1.400 orang terpapar Covid-19 dari klaster tersebut.
Dia mengungkapkan, ratusan klaster ini tersebar di lima kota administrasi dan Kabupaten Kepulauan Seribu. Dari ribuan orang yang dinyatakan positif virus corona ini, jelas Dwi, sebagian besar memiliki riwayat bepergian ke luar kota saat masa larangan mudik Lebaran 2021 dengan menggunakan kendaraan pribadi.
"Kebanyakan karena mereka pakai kendaraan pribadi. Kalau pakai kendaraan umum kan sudah pakai syarat antigen dan sebagainya, baik saat berangkat maupun waktu dia (masyarakat) mau balik ke Jakarta sudah disekat," ujar Dwi saat dikonfirmasi.
Oleh karena itu, sambung dia, klaster penyebaran yang muncul umumnya hanya terdiri dari beberapa orang dan masih memiliki hubungan keluarga. "Mayoritas klasternya kecil-kecil, tapi jumlahnya banyak. Rata-rata cuma dua sampai tiga orang per klaster," ucapnya.
Selain perjalanan ke luar kota, Dwi mengatakan, penyebab lainnya terjadi penularan Covid-19 pada klaster tersebut adalah kegiatan silaturahim warga selama Lebaran hingga melakukan kegiatan secara bersama-sama. Sehingga menyebabkan timbulnya klaster penularan virus corona yang lebih besar, seperti yang terjadi di wilayah Cilangkap, Jakarta Timur.
"Beberapa tempat yang muncul klaster sampai 20 orang karena riwayat melakukan kegiatan bareng-bareng, seperti silaturahmi," tuturnya.
Ia menambahkan, dari 1.400 warga yang masuk pada klaster Lebaran itu, mayoritas sudah dinyatakan pulih usai menjalani isolasi terkendali. Namun, ia tidak menjelaskan secara rinci mengenai jumlah warga yang telah sembuh itu.
"Ada yang masih aktif, ada yang klasternya sudah selesai. Tergantung kapan dia teridentifikasi dan kemudian isolasi sehingga bisa diputus rantai penularannya," imbuhnya.