REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peningkatan mobilitas masyarakat selama libur Lebaran bulan lalu terbukti menaikkan tren penambahan kasus positif Covid-19 mingguan. Terhitung pada dua pekan setelah Idul Fitri 2021, terjadi kenaikan kasus positif sebesar 56,6 persen.
Namun, angka ini masih lebih rendah dibanding kenaikan yang terjadi pada rentang waktu yang sama pascalebaran tahun lalu, yakni 65,5 persen. Angka kematian akibat Covid-19 yang tercatat pascalebaran pun tercatat menurun.
Pada dua pekan setelah Lebaran tahun ini, angka kematian dilaporkan turun 3,52 persen. Kondisi ini jauh berbalik dibanding periode dua pekan setelah Lebaran 2020 lalu dengan kenaikan angka kematian sampai 66,34 persen.
"Data perbandingan ini menunjukkan bahwa dampak pada kenaikan kasus yang ditimbulkan pada pasca Lebaran tahun ini tidak setinggi pada Lebaran 2020 lalu. Bahkan pada kematian di tahun ini mengalami penurunan pasca Lebaran," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan pers, Selasa (1/6).
Lonjakan kasus yang tidak separah tahun lalu juga bisa dilihat dari penambahan kasus per provinsi. Pada periode pascalebaran tahun 2020 lalu, Provinsi Jawa Tengah mencatatkan lonjakan kasus tertinggi yakni sampai 368 persen. Disusul, Sulawesi Selatan yang naik hingga 280 persen, Kalimantan Selatan naik 99 persen, Jawa Timur naik 45 persen, dan DKI Jakarta naik 33,2 persen.
Sedangkan pada periode dua pekan pascalebaran tahun 2021 ini, kenaikan kasus tertinggi masih dialami Jawa Tengah. Namun, angkanya lebih rendah. Jawa Tengah tercatat mengalami kenaikan kasus 103,2 persen.
Kepulauan Riau menyusul di posisi kedua dengan kenaikan kasus 103 persen. Kemudian, Riau naik 69 persen, DKI Jakarta naik 49,5 persen, dan Jawa Barat naik 25 persen.
"Dari perkembangan tingkat provinsi terlihat meski mengalami kenaikan signifikan, namun persentase tahun ini lebih rendah dari tahun lalu. Jateng misalnya, berhasil menurunkan sepertiga dari kenaikan kasus mingguan pasca Lebaran di tahun 2020 lalu," ujar Wiku.
Perbaikan juga terlihat dari provinsi Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan yang tahun ini tidak masuk dalam lima besar lonjakan kasus tertinggi. Padahal tahun lalu, dua provinsi tersebut bertengger di lima besar.
Wiku melihat fenomena ini sebagai bukti bahwa masyarakat dan pemerintah daerah sudah belajar banyak dalam setahun terakhir terkait adaptasi kebiasaan baru. "Ini modal kita untuk terus produktif dan aman covid selama berada dalam kondisi pandemi," kata Wiku.