Rabu 26 May 2021 18:59 WIB

Klaster Kampung di Sleman, Masyarakat Diimbau Taat Prokes

Kasus positif yang ditemukan di Ngaglik setidaknya sudah lebih dari 50 orang.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas memeriksa sampel nafas menggunakan alat GeNose C19 di Terminal Giwangan, Umbulharjo, Yogyakarta (ilustrasi)
Foto: Hendra Nurdiyansyah/ANTARA
Petugas memeriksa sampel nafas menggunakan alat GeNose C19 di Terminal Giwangan, Umbulharjo, Yogyakarta (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Klaster baru penularan Covid-19 kembali muncul di Kabupaten Sleman. Baru-baru ini, sudah ditemukan puluhan kasus di klaster kampung yang ada di Pedukuhan Ngaglik, Kelurahan Caturharjo, Kabupaten Sleman.

Masyarakat pun diminta untuk terus menjalankan protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19. Juru Bicara Penanganan Covid-19 untuk DIY, Berty Murtiningsih mengatakan, kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan tetap menjadi yang utama dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. "Kalau dari saya hanya terus mengimbau masyarakat taat prokes, dimanapun, kapanpun dan dengan siapapun. Karena kita masih dalam situasi pandemi yang membutuhkan kedisiplinan kita untuk berperilaku melawan pandemi dengan prokes," kata Berty dalam pesan tertulisnya kepada Republika.co.id, Rabu (26/5).

Baca Juga

Hingga saat ini, kasus positif yang ditemukan di Ngaglik setidaknya sudah lebih dari 50 orang. Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman juga belum dapat menyimpulkan secara pasti sumber penularan kasus-kasus tersebut.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Novita Krisnaeni mengatakan, kasus ini sebenarnya merupakan rentetan dari kasus yang terjadi pada 2 Mei 2021 lalu. Akhirnya, diadakan swab massal ke 204 orang.

Dari swab massal kepada warga itulah, pada 24 Mei 2021 diketahui terdapat 33 orang positif covid-19. Kemudian, 25 orang dilakukan isolasi mandiri di Asrama Haji DIY, dua orang dirujuk ke RSUD Sleman dan enam orang lain isolasi mandiri. "Enam orang isolasi mandiri karena masih menyusui dan lanjut usia yang sudah istirahat total," kata Novita Rabu (26/5).

Kemudian, pada 25 Mei 2021 saat 25 orang sudah berada di Asrama Haji, ada satu orang yang isolasi mandiri meninggal dunia. Ditambah satu orang yang meninggal dunia sebelumnya, sejauh ini total ada dua orang meninggal dunia dari Ngaglik.

"Jadi, total kasus satu dusun itu 52 orang, yang meninggal dua orang, sembuh tiga orang, masih isolasi di asrama 38 orang, di RSUP Dr Sardjito satu orang, RSUD Sleman dua orang dan tujuh isolasi mandiri di rumah," ujar Novita.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement