REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, masyarakat memiliki peran penting dalam mencegah lonjakan kasus pascalebaran. Menurut studi Kucharsky et al (2020) berdasarkan BBC Pandemic Data, dari 40.162 orang di Inggris yang melakukan isolasi mandiri di dalam rumah akan berdampak pada penurunan peluang penularan di masyarakat sebanyak 29 persen.
Sedangkan, efek dari isolasi mandiri di fasilitas isolasi terpusat akan menurunkan peluang penularan di masyarakat hingga sebesar 35 persen. Efek isolasi mandiri sekaligus karantina dalam satu rumah juga disebut akan menurunkan peluang penularan sebesar 37 persen. Sementara jika isolasi mandiri dan karantina dalam satu rumah dilaksanakan dengan tracing, dapat menurunkan peluang penularan hingga 64 persen.
"Dari sini, kita dapat belajar bahwa dari beberapa jenis pencegahan ini saja dapat memberikan dampak yang besar. Bayangkan jika kita melakukan upaya pencegahan lain seperti mencegah kerumunan," kata Wiku saat konferensi pers, Kamis (20/5).
Selain itu, Wiku menyebut, posko di tingkat desa atau kelurahan juga berperan menentukan keberhasilan penanganan di tingkatan terkecil. Yakni dengan mengkoordinir skenario pengendalian dan pemantauan zonasi tingkat RT.
Untuk melaksanakan langkah ini diperlukan data akurat dengan peningkatan kualitas pencatatan dan pelaporan kasus dari hasil kerjasama yang baik antara Babinsa, Babinkamtibas, Puskesmas, tokoh masyarakat dan unsur lainnya yang terlibat. Jika data sudah akurat, lanjutnya, maka perlu dilakukan pengawasan yang ketat dalam menjalankan skenario pengendalian.
“Mohon transparansi sebesar-besarnya terhadap data aktual termasuk angka kasus, kesembuhan, kematian di daerahnya masing-masing,” ujar dia.