Rabu 19 May 2021 19:17 WIB

Ini Lima Fokus Utama Task Force untuk Covid-19

Kelima aksi tersebut akan dikoordinasikan dengan riset dan inovasi di Indonesia.

Rep: Inas Widyanuratikah / Red: Ratna Puspita
Kepala BPPT, Hammam Riza
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Kepala BPPT, Hammam Riza

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza menjelaskan, Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan Covid-19 (TFRIC-19) akan memiliki lima aksi utama tahun ini. Kelima aksi tersebut akan dikoordinasikan dengan riset dan inovasi di Indonesia. 

Aksi pertama, Hammam mengatakan, yakni penguatan kajian keekonomian dan teknologi. Beberapa fokus diantaranya yakni mengikuti kajian rantai pasok, permintaan dan persediaan, hingga kajian kesiapan industri manufaktur. 

Baca Juga

Aksi kedua, yakni inovasi alat kesehatan. "Meliputi inovasi, ventilator ICU< kemudian DDR yang bisa menjadi substitusi mesin X-ray dan CT Scan untuk deteksi Covid-19 dengan menggunakan kecerdasan artifisial, serta rapid test antigen," kata Hammam, Rabu (19/5). 

Aksi ketiga, Hammam mengatakan, yakni inovasi teknologi untuk suplemen kesehatan khususnya yang berkaitan untuk pasien Covid-19. Suplemen ini salah satunya berbasis bawang putih terfermentasi atau dikenal dengan black garlic. Selain itu, tim ini juga mempersiapkan suplemen kesehatan dalam bentuk biskuit. 

Hammam melanjutkan, di aksi keempat, TFRIC-19 juga akan melakukan penguatan data sains dan aplikasi kecerdasan artifisial. "Akan dikembangkan data set untuk kebutuhan AI aplikasi ini, juga akan dilengkapi upaya kita membangun data base bio proteksi tanaman obat, mikroba, dan senyawa yang berpotensi untuk Covid-19 serta penyakit infeksi lainnya," kata dia lagi. 

Pada aksi yang kelima, Hammam mengatakan, TFRIC-19 juga berharap untuk bisa bekerjasama dengan media. Khususnya menyangkut peningkatan konten positif pada aksi inovasi produk yang dikembangkan oleh konsorsium dan sekaligus menjadi pembuktian kolaborasi yang dijalankan oleh BRIN. 

Hammam mengatakan, dengan terbangunnya ekosistem riset, inovasi dan teknologi bisa menjadi dasar untuk mendapatkan solusi komprehensif dalam menghadapi pandemi. Hal ini adalah suatu terobosan besar terkait upaya penyelesaian masalah secara sistematik dan konstruktif.

Ia optimistis dengan model ekosistem solutif ini jika terus dikembangkan akan banyak menghasilkan potensi hasil riset yang dapat dihilirisasi. Model ekosistem riset dan inovasi teknologi yang diperkenalkan melalui TFRIC-19 ini diharapkan dapat direplikasi sebagai salah satu model pendekatan solutif bagi berbagai permasalahan bangsa yang bersifat multi dimensi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement