Jumat 14 May 2021 15:33 WIB

Gempa di Samudra Hindia tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal di zona outer-rise.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Agus Yulianto
Ilustrasi Gempa
Foto: Pixabay
Ilustrasi Gempa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan, gempa bumi ini berkekuatan 7,2 SR di wilayah Samudera Hindia, Pantai Barat Sumatera pada Jumat (14/5), tidak berpotensi tsunami. Gempa tektonik itu terjadi pada Jumat (14/5) pukul 13.33.09 WIB.

Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini berkekuatan M=7,2 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=6,7. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,2 LU dan 96,69 BT , atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 125 km arah Barat Daya Kota Lahomi, Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara pada kedalaman 10 km. 

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal yang berada di zona outer-rise.

"Hal ini sesuai dengan hasil analisis BMKG yang menunjukan bahwa gempa bumi tersebut memiliki mekanisme sesar turun (normal fault)." ujar Bambang dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (14/5).

Guncangan gempa bumi ini dirasakan di Gunung Sitoli, Kabupaten Nias III-IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Banda Aceh III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), Aek Godang, Aceh Tengah II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). 

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami." ujar Bambang.

Hingga hari Jumat (14/5) pukul 14.30 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan sebanyak 3 kali (aftershock). BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. 

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah," kata Bambang. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement