Jumat 07 May 2021 17:55 WIB

Ketua WP KPK Ungkap Pertanyaan Janggal Wawasan Kebangsaan

Salah satunya terkait pengucapan selamat hari raya kepada umat beragama lain.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus Yulianto
Ketua Wadah Pegawai (WP) KPK Yudi Purnomo Harahap memberikan keterangan kepada wartawan di Kantor KPK, Jakarta Selatan.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Ketua Wadah Pegawai (WP) KPK Yudi Purnomo Harahap memberikan keterangan kepada wartawan di Kantor KPK, Jakarta Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (WP KPK) Yudi Purnomo Harahap membeberkan beberapa pernyataan yang janggal dalam tes wawasan kebangsaan (TWK). Tes ini sebagai syarat alih status pegawai KPK menjadi aparatur sipil negara (ASN) sebagai amanat beleid baru KPK Nomor 19 tahun 2019.

Yudi mengungkapkan, salah satu pertanyaan janggal yang dilontarkan pewawancara dalam tes wawasan kebangsaan adalah terkait pengucapan selamat hari raya kepada umat beragama lain.

"Saya heran ketika ada pertanyaan ke saya tentang apakah saya mengucapkan selamat hari raya ke umat beragama lain," ujar Yudi dalam keterangannya, Jumat (7/5). 

"Saya pikir seharusnya pewancara sudah mendapatkan informasi bahwa di KPK mengucapkan selamat hari raya kepada rekannya yang merayakan merupakan hal biasa, baik secara langsung maupun melalui grup WA (WhatsApp)," imbuhnya. 

Menurut Yudi, meski dirinya beragama Islam, dia tetap mengucapkan selamat Hari Raya Natal kepada rekannya sesama pegawai KPK yang beragama Kristen. Begitu juga pengucapan selamat hari perayaan agama lain tetap dia lakukan kepada sesama pegawai yang berbeda agama dengannya. 

"Saya sendiri yang Muslim bukan hanya memberi ucapan selamat hari raya kepada agama lain, tapi ketika acara Natal bersama pegawai di Kantor KPK hadir memberi sambutan langsung  selaku Ketua WP. Bahkan istri saya yang berjilbab pun pernah saya ajak dan kami disambut dengan hangat oleh kawan-kawan yang merayakan," kata Yudi.

Bahkan, pada saat perayaan Natal di masa pandemi Covid-19, Yudi turut hadir dan memberi sambutan secara virtual kepada rekannya sesama pegawai KPK yang beragama Kristen. Yudi menegaskan, isu adanya Taliban di KPK selama ini tak bisa dipertanggungjawabkan.

"Pada saat pandemi pun, perayaan Natal tetap diadakan di KPK dengan virtual dan saya pun juga memberikan sambutan. Saya sampaikan kepada pewancara yang intinya bahwa di KPK kami walau beda agama tetap bisa kerjasama dalam memberantas korupsi. Jadi isu-isu radikal dan Taliban di luaran hanya isapan jempol," kata Yudi.

Bahkan, lanjut Yudi, untuk membuat pihak yang mewawancarainya percaya dengan apa yang dia katakan, dirinya juga memperlihatkan foto saat dirinya menghadiri dan memberi sambutan saat Hari Raya Natal, baik secara langsung maupun daring. "Saya pun menunjukan bukti print foto kegiatan Natal kepada dua orang yang mewancarai saya sebagai bukti," katanya.

Sebelumnya, KPK telah mengumumkan hasil TWK 1.351 pegawainya yang dilakukan Badan Kepegawaian Negara (BKN). Adapun yang memenuhi syarat (MS) sebanyak 1.274 orang, tidak memenuhi syarat (TMS) sebanyak 75 orang, dan yang tidak hadir wawancara dua orang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement