Selasa 04 May 2021 05:42 WIB

Satgas: Perubahan Perilaku Kurangi Potensi Penularan Covid

Terdapat empat strategi utama yang mendorong perubahan perilaku masyarakat.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ratna Puspita
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B. Harmadi
Foto: BNPB Indonesia
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B. Harmadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B Harmadi menekankan pentingnya perubahan perilaku masyarakat yang dapat membangun ketahanan kesehatan masyarakat untuk mencegah dan mengurangi risiko tertular Covid-19.  Menurutnya, terdapat empat strategi utama yang mendorong perubahan perilaku masyarakat, yakni memberikan pengetahuan sebanyak-banyaknya dan mengulang informasi.

"Ketiga, mendorong kebijakan yang memfasilitasi orang untuk mudah menjalankan protokol kesehatan dan mendorong strategi insentif. Keempat, pembinaan atau sanksi," kata Sonny dalam dialog bersama Juru Bicara Pemerintah Reisa Broto Asmoro, Senin (3/5). 

Baca Juga

Sonny mengatakan, salah satu tantangan besar mencegah penularan yakni upaya menjaga jarak dan mengurangi mobilitas masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat pada monitoring kepatuhan protokol kesehatan Satgas Penanganan Covid-19.

Bidang Perubahan Perilaku, kata dia, mengukur secara statistik bahwa setiap kenaikan mobilitas penduduk berbanding lurus dengan kenaikan kasus, kenaikan positivity rate, dan kenaikan kematian. "Karenanya, kami melihat bahwa setiap ada kenaikan mobilitas itu harus ada upaya untuk mengurangi atau mengetatkan," lanjut Sonny. 

Ia mengatakan, transmisi virus terjadi karena adanya mobilitas masyarakat yang tinggi. Karena itu, pemerintah perlu mengatur pembatasan mobilitas untuk mengurangi laju penularan. 

"Kami berharap bahwa kita dapat mengurangi mobilitas sebagai upaya pengendalian Covid-19 tapi tetap melaksanakan mobilitas untuk sektor-sektor ekonomi yang esensial, sehingga ekonomi kita tetap berjalan dan penanganan Covid-19 kita tetap menunjukan hasil yang positif," jelas Sonny. 

Kebijakan larangan mudik pun menjadi salah satu cara untuk mengendalikan mobilitas masyarakat mengingat libur lebaran memiliki potensi mobilitas yang lebih besar dibandingkan libur panjang lainnya. Hal ini terbukti pada empat kali pengalaman libur panjang tahun lalu di mana terjadi penurunan kepatuhan masyarakat terhadap prokes dan diikuti kenaikan kasus harian dan kematian. 

Sonny mengatakan, implementasi kebijakan larangan mudik ini memerlukan peran serta berbagai pihak agar terkoordinasi dan tersosialisasi dengan baik. Selain mendorong masyarakat agar tak mudik lebaran, juga diperlukan upaya untuk membangun kesadaran masyarakat. 

"Tidak mungkin kita menyelesaikan pandemi ini sendiri dan tidak bersatu," ucap Sonny. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement