Ahad 02 May 2021 02:30 WIB

Masyumi tak Anggap Partai Ummat Sebagai Ancaman

Masyumi anggap ada banyak suara umat Islam yang belum tergarap.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Indira Rezkisari
Ketua Umum Partai Masyumi, Ahmad Yani, tidak memandang Partai Ummat sebagai pesaingnya.
Foto: Tangkapan layar
Ketua Umum Partai Masyumi, Ahmad Yani, tidak memandang Partai Ummat sebagai pesaingnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Partai Politik Islam (PPI) Masyumi, Ahmad Yani, menyambut baik kehadiran Partai Ummat yang baru dideklarasikan politikus senior Amien Rais, Kamis (29/4) lalu. Bagi Masyumi, Partai Ummat bukanlah ancaman.

"Kita Masyumi tidak ada masalah, Masyumi sendiri tidak menganggap ancaman, karena bagi Masyumi baik partai Islam yang sudah ada PPP, PKS, PBB, maupun partai yang berbasiskan Islam yaitu PAN dan PKB, bukan sebagai lawan, sebagai kompetitor, tapi dia adalah sebagai sahabat," kata Ahmad Yani saat dihubungi Republika, Sabtu (1/5).

Baca Juga

Ahmad Yani juga memandang kehadiran Partai Ummat sebagai sesuatu yang positif. Adanya partai besutan Amien Rais tersebut dinilai akan semakin memperkuat institusional partai politik Islam di Indonesia.

"Tidak ada masalah, karena kalau kita bukan mau ambil ceruk yang sama," ujarnya.

Dia mengungkapkan ada banyak pemilih yang belum tergarap oleh partai-partai Islam lainnya. Apalagi masih ada sekitar 20 persen suara golput yang bisa diyakinkan oleh partai-partai Islam yang ada saat ini.

"Golput ini kan bisa dikategorikan dua hal, yang pertama mereka yang golput ini memang menganggap instrumen demokrasi ini tidak sama dengan Islam. Oleh karena itu kita mau ajak, ini cukup besar suara ini," ungkapnya.

Selain itu, yang kedua adalah mereka yang golput adalah mereka yang menganggap partai politik tidak lagi memperjuangkan kepentingan rakyat, menampung aspirasi rakyat dan sebagainya. Bahkan masyarakat cenderung melihat partai-partai itu menjadi beban terhadap negara.

"Mereka banyak terlibat kasus-kasus korupsi, oleh karena itu  masyumi ingin hadir mengembalikan lagi politik moral, politik etik di dalam rangka mengisi jabatan-jabatan kenegaraan itu," ucapnya.

Dia meyakini keinginan PPI Masyumi menghadirkan kembali politik moral dan politik etik menjadi pembeda PPI Masyumi dengan partai islam lainnya. Ia menganggap moral bangsa saat ini kian tergerus.

"Oleh karenanya maka tadi saya menyatakan Masyumi itu ingin menghadirkan politik moral dan politik etik. dan ingin betul memperjuangkan cita-cita  kemerdekaan yang sampai saat ini kita menilai belum mendekati bahkan meninggalkan cita-citanya itu sendiri," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement