Rabu 28 Apr 2021 06:29 WIB

Newstory: Mengungkap Keampuhan Vaksin Nusantara

Vaksin nusantara yang menggunakan metode sel dendritik.

Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/3/2021). Rapat tersebut membahas tentang dukungan pemerintah terhadap pengembangan vaksin Merah Putih dan vaksin Nusantara.
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/3/2021). Rapat tersebut membahas tentang dukungan pemerintah terhadap pengembangan vaksin Merah Putih dan vaksin Nusantara.

REPUBLIKA.CO.ID, Kebutuhan akan vaksin masih cukup besar menyusul masih tingginya kasus Covid di belahan dunia. Namun, di tengah upaya mencukupi kebutuhan vaksin, muncul kontroversi vaksin Nusantara yang diinisiasi oleh eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Sejumlah politikus mendukung vaksin tersebut serta menyudutkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang tak meloloskan uji klinis.

Dalam program Republika Newstory, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Profesor Ari Fahrial Syam meminta kepada semua pihak agar tetap memercayai BPOM sebagai sebuah badan independen.

Menurut Ari, keampuhan vaksin Nusantara yang menggunakan metode sel dendritik ini belum bisa dibuktikan. Karena, dari uji klinis belum lolos di BPOM sehingga tidak bisa dibandingkan dengan Sinovac atau vaksin sejenis lainnya. 

"Efikasi itu nanti kalau sudah masuk tahap tiga, ini mohon maaf untuk uji tahap satunya masih evaluasi," ujar Ari.

Baca juga : Kemenkes: 3,8 Juta Vaksin AstraZeneca Belum Didistribusikan

Untuk lebih lengkap mengetahui apa itu sel dendritik dan bagaimana metode itu bekerja, bisa disimak wawancara bersama Profesor Ari di program Republika Newstory 'Mengungkap Sel Dendintrik Vaksin Nusantara' di bawah ini:

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement