Jumat 23 Apr 2021 18:59 WIB

Vaksinasi Covid-19 Jadi Sarana Percepatan Pemulihan Ekonomi

Penyediaan vaksin menjadi tantangan bagi pemerintah di tengah ketatnya embargo.

Seorang warga lanajut usia (lansia) menerima suntikan vaksin Covid-19 di Kota Denpasar, Provinsi Bali, 6 April 2021 (ilustrasi).
Foto: EPA-EFE/MADE NAGI
Seorang warga lanajut usia (lansia) menerima suntikan vaksin Covid-19 di Kota Denpasar, Provinsi Bali, 6 April 2021 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO. JAKARTA -- Pemerintah pemerintah terus berupaya mengakselerasi program vaksinasi guna mencapai target 500 ribu dosis suntikan per hari. Capaian yang ada sekarang akan terus diakselerasi.

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto menyebutkan, sebanyak 17 juta dosis vaksin Covid-19 telah disuntikkan kepada masyarakat Indonesia, termasuk 3,2 juta suntikan untuk warga lanjut usia (lansia).  Dia menekankan, penanganan pandemi Covid-19 tidak cukup dilakukan hanya oleh pemerintah.

"Namun diperlukan partisipasi dari semua elemen masyarakat. Kesadaran masyarakat dan peran aktif lembaga swadaya masyarakat, tokoh masyarakat dan para relawan sangat diperlukan," ujar Airlangga dalam peluncuran 'Program Home Care & Home Delivery Vaksinasi 10 Ribu Lansia untuk Negara' yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit Husada, Jakarta, Rabu (21/4).

Percepatan vaksinasi itu mendapatkan apresiasi dari kalangan pengusaha. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Shinta Kamdani menggatakan, percepatan program vaksinasi dapat menjadi sarana percepatan pemulihan ekonomi nasional. Pasalnya, hal itu dapat menimbulkan rasa aman bagi masyarakat untuk melakukan transaksi ekonomi.

"Tentu, pemulihan ekonomi bisa terjadi ketika kasus Covid-19 sudah bisa dikendalikan. Dan memang walaupun sudah ada upaya dalam protokol kesehatan, kemudian pemerintah melakukan 3T (testing, tracing, dan treatment) tetap tidak tercukupi. Maka, diperlukan vaksinasi. Jadi kita mendorong program vaksinasi nasional yang saat ini berjalan," jelas Shinta.

Lebih lanjut, Shinta menjelaskan, para pengusaha juga turut berpartisipasi membantu pemerintah mewujudkan herd immunity. Caranya dengan program vaksinasi yang menyasar 181,5 juta masyarakat atau sekitar 70 persen masyarakat Indonesia.

"Kami sebagai pengusaha, ikut membantu pemerintah untuk mencapai herd immunity dengan program vaksinasi mandiri atau gotong royong. Jadi ini memang kerja sama antara pemerintah dan pengusaha untuk mensuskeskan vaksinasi. Kita harapkan jika herd immunity sudah terbentuk, perekonomian akan semakin membaik," jelas Shinta.

Hanya saja, kata Shinta, penyediaan vaksin menjadi tantangan bagi pemerintah di tengah ketatnya pasokan vaksin akibat embargo dari produksin vaksin, seperti India. "Target pemerintah adalah 15-18 bulan herd immunity sudah terbentuk. Dan itu harus dilakukan dengan vaksinasi 1 juta perhari, ini bukan angka yg kecil."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement