Kamis 22 Apr 2021 15:07 WIB

Komisi I: TNI Perlu Kerahkan Kemampuan Deteksi Bawah Air

Menurut Bobby Adhityo Rizaldi, TNI AL perlu memiliki kapal penyelamat bawah laut.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Anggota Komisi I DPR, Bobby Adhitio Rizaldy.
Foto: dpr
Anggota Komisi I DPR, Bobby Adhitio Rizaldy.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi menyarankan, pemerintah dan TNI perlu mengerahkan seluruh kemampuan deteksi bawah air untuk menemukan kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan Bali bagian utara pada Rabu (20/4).

"Pengerahan seluruh kemampuan deteksi bawah air, harus dilakukan pemerintah dan TNI pada saat kritis ini," kata Bobby di Jakarta, Kamis (22/4).

Dia menilai, saat ini perlu koordinasi untuk fokus pencarian dengan menggunakan sumber daya dalam negeri dan juga bantuan dari Australia, Singapura, dan Malaysia yang direncanakan tiba pada Sabtu (24/4). Menurut Bobby, TNI AL perlu memiliki kapal penyelamat bawah laut (submarine rescue vessel) dan (ocean going ship) untuk mengantisipasi kejadian seperti yang dialami KRI Nanggala-402.

"TNI AL perlu memiliki alutsista 'submarine rescue vessel' dan 'ocean going ship' yang diperuntukkan untuk kejadian seperti ini. Karena Indonesia sudah punya 5 kapal selam meskipun yang aktif hanya separuh," ujar politkus Partai Golkar itu.

Bobby juga meminta prosedur tetap (protap) pemeliharaan dan perawatan alat utama sistem senjata (alutsista) yang sudah berusia lebih 25 tahun perlu diaudit kembali kelayakan operasinya. Di antaranya, pesawat Hercules dan beberapa helikopter yang dimiliki TNI.

KRI Nanggala-402 dikabarkan hilang kontak di Perairan Bali bagian utara pada Rabu. Mabes TNI mengerahkan lima KRI dan satu helikopter Panther untuk melakukan operasi pencarian dengan kekuatan yang lebih 400 personel. TNI juga menerima bantuan kapal penyelamat dari negara Singapura dan Malaysia dalam proses pencarian kapal selam KRI Nanggala-402.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement