Rabu 14 Apr 2021 22:59 WIB

TNI Tegaskan akan Tumpas KKSB Papua Hingga ke Akar-Akarnya

KKSB melakukan penyerangan terhadap warga sipil Papua

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Nashih Nashrullah
KKSB melakukan penyerangan terhadap warga sipil Papua. Ilustrasi Defile Pasukan TNI.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
KKSB melakukan penyerangan terhadap warga sipil Papua. Ilustrasi Defile Pasukan TNI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tentara Nasional Indonesia (TNI) menduga tindakan kekerasan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) yang meningkat belakangan ini dilakukan karena mereka merasa semakin terdesak. Aparat keamanan menyatakan tidak akan tinggal diam dan akan membabat habis KKSB sampai ke akarnya.

"Aparat akan mempersempit ruang geraknya sampai pada titik terlemahnya menyerahkan diri ke NKRI dengan bersama-sama membangun papua atau dibabat habis sampai ke akar-akarnya," ujar Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa, kepada Republika.co.id, Rabu (14/4).

Baca Juga

Suriastawa menduga tjindak kekerasan berupa penembakan ke sejumlah warga sipil belakangan ini dilakukan KKSB lantaran rencana strategis gerakan mereka sudah terbongkar. Dia juga menduga hal itu dilakukan sebagai upaya memperlihatkan eksistensi mereka kepada negara-negara asing pendonor gerakannya.

"Mau tidak mau mempertegas melalui front bersenjatanya, itupun posisi Benny Wenda dan Veronica Koman juga mulai terasa ketar-ketir karena rencana strategis mereka untuk dapat dukungan dana negara pendonor akan semakin sulit," jelas Suriastawa.

\"Intinya dengan semakin terdesaknya OPM seiring berjalannya waktu maka kegiatannya akan lebih banyak meneror rakyat yang lemah,\" sambung dia.

Sebelumnya, Suriastawa menerangkan, meski terdapat banyak faksi dan saling berebut kepentingan di internalnya, secara garis besar kelompok itu terdiri dari tiga sayap gerakan, yakni sayap politik, klandestin, dan bersenjata.

Menurut dia, sayap gerakan tersebut memanfaatkan media sosial untuk saling berkomunikasi, merencanakan aksi, dan menyebarkan berita bohong untuk membentuk opini buruk tentang pemerintah Indonesia. Itu termasuk juga terhadap TNI-Polri terkait masalah Papua melalui berbagai platform media sosial.

“Jadi yang dihadapi bukan hanya KKSB yang ada di gunung-gunung saja, melaikan juga politik (dalam dan luar negeri) dan kelompok klandestin yang bisa berprofesi apapun,” ujar Suriastawa, Sabtu (13/3).

Suriastawa mengatakan, KKSB di media sosial kerap memberitakan berhasil menembak mati puluhan TNI-Polri dengan menyebut waktu dan tempat tertentu. Menurut dia, itu dilakukan agar kabar tersebut seolah-olah benar terjadi, padahal berita tersebut bohong.

Padahal, kta Suriastawa, untuk mengetahui kebenaran jatuhnya korban dari TNI-Polri sangatlah mudah. Sebab TNI-Polri adalah alat negara resmi yang tertib administrasinya. Di mana ketika ada satu aja personel yang gugur, pasti akan diikuti dengan proses administrasi yang jelas. \"Dari mulai evakuasi korban, pemakaman sampai dengan pemenuhan hak-hak korban dan ahli warisnya,” ungkap dia.

Menurut Suriastawa, penyebaran berita bohong dari KKSB bertujuan untuk memprovokasi, mengintimidasi sekaligus membentuk opini gerakan sayap bersenjata mereka selalu unggul. Sebaliknya, kata dia, setiap korban yang jatuh akibat kontak tembak dan aksi penindakan dari TNI-Polri, diklaim sebagai warga sipil.

Untuk sayap gerakan bersenjata KKSB, dia menyebut mereka bergerilya dalam kelompok-kelompok kecil dan tidak semuanya membawa senjata saat melancarkan aksinya. Dalam setiap aksinya itu, dari lima hingga tujuh orang hanya satu atau dua orang saja yang bersenjata.

"Bila terjadi kontak, orang yang selamat bertugas membawa kabur senjata. Kemudian diposting di medsos mereka bahwa korban adalah warga sipil karena tidak bersenjata,” jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement