REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto melakukan perjalanan ke tujuh negara. Sejumlah spekulasi bermunculan terkait tujuan perjalanan Prabowo ke luar negeri. Dalam kacamata Pengamat Militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi, kunjungan Prabowo ke berbagai negara untuk negoisasi terkait rencana baru seperti tukar pandangan terkait isu multilateral, kawasan atau bilateral terkini.
Selain itu, Khairul melihat, perjalanan Prabowo juga sebagai upaya penjajakan kerja sama terkait pengadaan dan pengembangan alutsista, pendidikan dan latihan maupun strategis lainnya. Yang jelas, menurut Khairul, perjalanan Prabowo disebut bagian dari kegiatan diplomasi pertahanan yang memang menjadi agenda Menhan.
"Tentu saja mestinya juga tidak merupakan kunjungan yang biasa-biasa saja. Dalam perjalanan kali ini kami lihat isu-isu utama yang dibahas memang seputar isu keamanan kawasan, Laut China Selatan hingga soal Ameriksa Serikat (AS)-China. Kemudian ada juga rencana-rencana baru terkait pengadaan alutsista," kata Khairul saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (14/4).
Khusus di Korea Selatan, Indonesia sebenarnya punya sejumlah kerja sama strategis. Ada pengadaan kapal selam dan pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X. Yang terakhir ini, setelah sekian lama, Indonesia masih harus renegosiasi dan memperkuat posisi.
"Nah, sebagai Menhan hari ini Pak Prabowo ditinggali banyak PR rencana belanja dan kerja sama yang tidak kunjung tuntas oleh para pendahulunya. Tujuan beliau keliling ini ya ibarat sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Jadi, yang dilakukan adalah selain bernegosiasi terkait rencana-rencana lama, juga terus membuka wacana terkait tawaran, minat maupun komitmen baru," kata dia.
Ia berpendapat, tugas Menhan dari masa ke masa memang seperti itu. Kunjungan ke mana, lalu pulang bawa rencana belanja atau kerja sama apa. Yang menjadi perbedaan adalah sekarang ini publikasi kegiatan Menhan memang lebih gencar dan semarak dibanding para pendahulu.
"Harapan kami, kunjungan ke beberapa negara ini tidak boleh berakhir hanya sekadar menambah panjang 'wishlist' alias daftar wacana belanja," kata dia.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) terus memperkuat militer lewat upaya diplomasi pertahanan dengan sejumlah negara, salah satunya Korea Selatan. Belum lama ini, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto melakukan kunjungan ke Korea Selatan.
Adapun maksud kunjungan pada Kamis (8/4) tersebut yakni untuk menemui Menteri Pertahanan Korea Selatan Suh Wook sekaligus melakukan pertemuan bilateral pertahanan. Kedua belah pihak membahas seputar isu strategis di bidang pertahanan dan keamanan, di antaranya pertukaran pandangan keamanan regional dan kerja sama bilateral.
Dalam pertemuan tersebut juga dibahas mengenai proyek KF-X / IF-X yang saat ini dalam tahap renegosiasi. Proyek ini merupakan proyek pengembangan dan pembuatan pesawat tempur generasi berikut secara massal antara Korea Selatan dan Indonesia dengan modal 8,8 triliun Won atau setara Rp 114 triliun dari tahun 2015 sampai 2028.
Sebelumnya, Jepang menyetujui kesepakatan ekspor alat utama sistem persenjataan (alutsista) ke Indonesia. Bahkan bukan hanya pembelian alutsista, tapi ada unsur transfer teknologi bagi Indonesia.
Kesepakatan transfer alutsista dan teknologi disepakati saat Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto Djojohadikusumo, ditemani Menteri Luar Negeri RI Retno Lestari Priansari Marsudi, bertandang ke Tokyo pada Selasa (30/2). Sebelumnya Prabowo juga sempat menjajaki kerja sama dengan Rusia hingga Inggris.