REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, belum ada kepastian berapa lama antibodi dari vaksin Sinovac yang sudah disuntikkan ke tubuh bakal bertahan. Karena itu, Kemenkes belum bisa memastikan apakah seseorang yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 Sinovac akan kembali mendapatkan vaksin ini atau disuntik ulang.
Menurut Kemenkes, evaluasi dan kajian mengenai masalah ini masih dilakukan. "Belum, karena masih dilakukan evaluasi dan kajian berapa lama antibodinya masih bertahan," ujar Juru Bicara vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi Republika, Rabu (14/4).
Terkait berapa lama kajian dan evaluasi masalah ini dilakukan, Nadia enggan berkomentar banyak. Ia menjelaskan, Kemenkes masih menunggu para ahli karena saat ini uji klinis masih berlangsung.
Bahkan hingga Maret lalu, uji klinis baru berjalan selama enam bulan sehingga Kemenkes masih melakukan pemantauan. Karena itu, Kemenkes juga tidak memiliki kesimpulan sementara mengenai masalah ini.
"Kita tunggu saja hasil uji klinis, kan harus safety dan berdasarkan kajian ilmiah," katanya.