Selasa 13 Apr 2021 16:08 WIB

Vaksin Merah Putih Unair yang Masuki Tahap Praklinis

Uji praklinis vaksin Merah Putih Unair pada hewan disebut berjalan lancar.

Petugas medis menyuntikkan vaksin Covid-19 ke masyarakat. Upaya menghasilkan vaksin dalam negeri dengan nama Vaksin Merah Putih terus berjalan. Saat ini Unair dan Eijkman disebut paling unggul dalam proses pengembangan Vaksin Merah Putih.
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Petugas medis menyuntikkan vaksin Covid-19 ke masyarakat. Upaya menghasilkan vaksin dalam negeri dengan nama Vaksin Merah Putih terus berjalan. Saat ini Unair dan Eijkman disebut paling unggul dalam proses pengembangan Vaksin Merah Putih.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Dadang Kurnia, Rr Laeny Sulistyawati

Di tengah embargo vaksin dari India yang membuat Indonesia berpotensi tertunda mendapatkan puluhan juta dosis vaksin Covid-19, upaya mandiri dalam urusan vaksin menjadi makin penting. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berharap akhir 2021 ada vaksin Merah Putih yang bisa dihasilkan bangsa Indonesia untuk masuk tahap produksi massal.

Baca Juga

"Harapan kita memang pada akhir 2021 sudah bisa ada vaksin Merah Putih yang bisa dihasilkan oleh bangsa ini," kata Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito dalam Lokakarya Pengawalan Vaksin Merah Putih, Selasa (13/4). Dari enam institusi yang mengembangkan vaksin Merah Putih, ada dua institusi yang memiliki progres paling cepat, yakni Universitas Airlangga dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

BPOM menuturkan, vaksin Merah Putih yang dikembangkan Universitas Airlangga (Unair) saat ini sudah masuk tahap praklinis atau uji pada hewan. Unair mengembangkan vaksin Merah Putih dengan platform virus yang dimatikan atau inactivated virus.

"Dari Universitas Airlangga dengan platform inactivated virus itu sudah memulai uji praklinis, uji pada hewannya sudah mulai per tanggal 9 kemarin (9 April 2021). Alhamdullillah, sudah mulai praklinis," ujar Penny.

Diharapkan uji praklinis sampai uji klinis vaksin yang dikembangkan Unair itu akan selesai sekitar Oktober 2021 sehingga bisa diproduksi pada akhir 2021. Unair akan bermitra dengan perusahaan farmasi PT Biotis.

Saat ini, PT Biotis sedang berupaya untuk mendapatkan sertifikat Good Manufacturing Practice (GMP) atau Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Penny menuturkan, dalam waktu dekat PT Biotis akan mendapatkan sertifikat CPOB tersebut, yang kemungkinan sekitar Mei 2021 jika semua berjalan lancar.

Rektor Unair, Prof Mohammad Nasih, optimistis vaksin Merah Putih yang tengah dikembangkan di dalam negeri dapat diproduksi massal pada akhir 2021. Apalagi, kata dia, telah ada instruksi dari Kepala BPOM yang meminta dua bulan setelah pelaksanaan uji klinis vaksin bisa dikeluarkan.

"Kita berharap itu benar ditepati sehingga pada Oktober atau November bisa dimanfaatkan," kata Nasih di Surabaya, Selasa (13/4).

Nasih mengungkapkan, saat ini pengembangan vaksin Merah Putih berada pada tahap uji coba pada hewan transgenik. Menurut laporan yang dia terima, uji coba pertama yang dilakukan kepada hewan tersebut berjalan sukses.

"Secara teknis tidak ada masalah. Kalau produksi itu urusan pemerintah dan industri, tapi secara teknis pada laporan terakhir hewan yang disuntik vaksin sehat-sehat saja, tidak ada yang berdampak signifikan," ujarnya.

Nasih mengaku sempat mengalami kendala dalam upaya mendatangkan hewan transgenik dari Amerika Serikat sebagai media uji coba vaksin. Di mana waktu yang dibutuhkan sangat panjang. Bahkan, setelah sampai di Jakarta pun masih harus dikarantina.

"Sehingga, bayangan kami tanggal 15 Maret bisa mulai, ternyata harus mundur 1 April. Pada April pun hewannya masih dikarantina sehingga belum bisa dipakai," ujarnya.

Nasih mengatakan, penyuntikan vaksin kepada hewan transgenik pun baru bisa dilakukan pada 9 April 2021. Nasih menjelaskan, hewan transgenik harus didatangkan dari Amerika Serikat karena di Indonesia belum ada hewan khusus untuk uji coba.

"Di Amerika Serikat semuanya telah siap. Kami ingin vaksin ini standarnya internasional biar bisa diakui WHO. Kami juga ingin ini berjalan lancar dan berharap agak diam-diam dulu, mudah-mudahan dua bulan untuk uji coba hewan lancar. Sehingga, bulan Juli atau Agustus bisa mulai uji klinis," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement