Dalam menjual bibit, kata dia, tentu ia memastikan terlebih dulu kalau bibit induknya telah berbuah. Jika di negara asalnya, GOZV hanya bisa dipanen maksimal dua kali dalam setahun. Di Bekasi, buah ini bisa dipanen sebanyak tiga kali.
"Jadi memang bisnis tanaman ini saya fokus ke penjualan bibit. Karena kalau buahnya paling dijual lingkungan rumah aja," terang dia.
Menanam buah anggur, kata dia, juga memerlukan ketelatenan. Hanya perlu disiram dua hari sekali. Namun, ia mempunyai solusi bagi orang yang tak ingin terlalu lama menunggu anggur berbuah.
Dia pun menyediakan paket pot besar yang bibitnya sudah tumbuh buah muda. Harganya dipatok Rp 2 juta per pot.Selama bercocok tanam anggur, rata-rata omzetnya per bulan mencapai Rp 5 juta hingga Rp 10 juta. Dengan modal awal senilai Rp 15 juta, kini Andrew mengaku sudah balik modal dan bisa menyewa satu lahan kebun lain untuk dikembangkan lagi.
"Sebulan bisa Rp 5 juta sampai Rp 10 juta itu omzet. Saya sewa dan bangun ini Rp 14 juta. Ini uangnya didapat dari untung jual bibit di kebun yang pertama," ungkapnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
