Rabu 07 Apr 2021 22:24 WIB

BNPB: Korban Jiwa Banjir NTT Sudah 138 Orang

Cuaca yang masih ekstrim menyulitkan evakuasi dan pencarian korban.

Sejumlah warga berdiri di depan rumahnya yang hancur akibat banjir bandang di Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (7/4/2021). Warga korban banjir bandang dan tanah longsor di Flores Timur mengeluhkan minimnya alat berat dan alat bantu lainnya untuk membersihkan puing bangunan, batu, dan lumpur.
Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA
Sejumlah warga berdiri di depan rumahnya yang hancur akibat banjir bandang di Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (7/4/2021). Warga korban banjir bandang dan tanah longsor di Flores Timur mengeluhkan minimnya alat berat dan alat bantu lainnya untuk membersihkan puing bangunan, batu, dan lumpur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo mengatakan, jumlah korban jiwa bencana alam di Nusa Tenggara Timur (NTT) bertambah menjadi 138 orang. Penambahan terjadi setelah ditemukannya beberapa jenazah di Flores Timur.

"Untuk Flores Timur ada perubahan angka, perubahan data, dari posisi kemarin sekarang menjadi 67 orang yang meninggal. Kemudian yang hilang sudah berkurang menjadi enam orang karena ditemukan beberapa jenazah pada hari ini," kata Doni dalam keterangan pers penanganan bencana di wilayah NTT secara virtual, Rabu (7/4) malam.

Di Kabupaten Alor, ia mengatakan, ada 25 orang meninggal dunia, sedangkan 20 warga masih dalam pencarian. Kabupaten Malaka dilaporkan ada empat orang meninggal dunia, Kabupaten Kupang lima orang, dan Kabupaten Lembata 32 orang serta 35 orang masih dalam pencarian.

Selanjutnya, di Kabupaten Sabu Raijua dua orang meninggal dunia, Kabupaten Ende, Kota Kupang, dan Kabupaten Ngada masing-masing satu orang meninggal dunia. "Sehingga total korban meninggal yang telah ditemukan jasadnya mencapai 138 orang dan yang masih dalam pencarian sebanyak 61 orang," kata Doni.

Doni mengatakan, ada sejumlah kendala dalam melakukan pencarian warga yang masih hilang, terutama di Lembata dan Alor. Di sana, petugas kesulitan memobilisasi alat-alat berat, seperti eskavator dan truk untuk mengangkut material berupa batu-batu besar yang terbawa longsor dan banjir bandang.

Selain itu, cuaca di lokasi masih belum bagus sehingga sejumlah kapal sulit berlayar untuk mengangkut alat-alat berat yang dibutuhkan. "Mudah-mudahan cuara malam ini bagus sehingga alat berat bisa dikirim dari Larantuka ke Adonara," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement