Rabu 07 Apr 2021 20:00 WIB

Aparatur Desa Dituntut Lebih Inovatif dan Berkolaborasi

Perdesaan harus mulai menghasilkan inovasi dengan menggenjot SDM melalui pelatihan

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja saat membuka Forum Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Barat Tahun 2021 di Intercontinental Hotel Resort, Kabupaten Bandung, Selasa (6/4/2021)
Foto: Yana/Biro Adpim Jabar
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja saat membuka Forum Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Barat Tahun 2021 di Intercontinental Hotel Resort, Kabupaten Bandung, Selasa (6/4/2021)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Aparatur desa dituntut lebih inovatif dalam menjalankan roda pemerintahan. Hal ini diyakini akan mendorong visi Jabar Juara Lahir Batin yang diterapkan dalam pembangunan desa. 

Menurut Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja mengingatkan Jabar Juara Lahir Batin hanya dapat diwujudkan jika desa/kelurahan di kabupaten/kota bergerak maju. Oleh karena itu, Pemprov Jawa Barat telah lama memiliki program Jamu (Jalan Mulus) yang telah dicanangkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.  

"Indikator kedua adalah kita harus akses keterhubungan antardesa," ujar Setiawan usai membuka Forum Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Barat Tahun 2021 di Bandung, Selasa (6/4). 

Menurutnya, banyak sekali daerah terhalangi sungai atau ngarai yang menghambat laju pergerakan manusia. "Kita ada namanya program Jantung Desa (Jembatan Gantung Desa)," katanya. 

Untuk Jabar Juara Lahir Batin, kata dia, perdesaan harus mulai menghasilkan inovasi dengan menggenjot SDM melalui pelatihan dan keilmuan. "Karena kalau kita cuman hanya sekadar membangun saja tanpa dikelola dengan baik itu pun akan jadi masalah," katanya. 

Dalam perkembangannya, kata dia, inovasi harus selaras dengan kemampuan menguasai dunia digital. Sehingga hasil produk desa ini bisa langsung dipasarkan oleh petani atau produsen ke pembeli melalui gawai. 

"Dengan cara seperti itu otomatis bahwa desa ini akan langsung dipertemukan dengan para pembeli," katanya. 

Selain itu, kata Setiawan, pentingnya pemekaran desa guna mempercepat pelayanan publik. Maka ketika pemekaran kabupaten/kota yang saat sedang diajukan ke pemerintah pusat, otomatis desa-desa pun akan terbagi.

Sementara menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPM-Desa) Bambang Tirtoyuliono, untuk mewujudkan visi tersebut harus melakukan kolaborasi dan inovasi. "Kuncinya hanya satu yakni bagaimana kita mampu berkolaborasi dan berinovasi sesuai dengan visi misi Gubernur Jawa Barat yakni Jabar Juara Lahir Batin," katanya

Bambang optimistis, pihaknya mampu mewujudkan kemandirian desa. Salah satunya dengan mensejahterakan masyarakat."Masyarakat sejahtera indikatornya simple saja bagaimana indikator Indeks Desa Membangun (IDM) ini bisa dipenuhi,"katanya. 

Selain itu, kata dia, penerapan teknologi di pedesaan harus dilakukan. Karena, teknologi tersebut banyak membantu dalam memberikan informasi tentang berbagai potensi yang ada di desa. "Ketika bicara hebatnya sebuah negara maka tidak bisa terlepas dari potensi provinsi. Begitupun dengan hebatnya provinsi tidak akan pernah lahir Kabupaten dan kota yang hebat dan desa adalah tumpuannya. Jadi tidak berlebihan jika kita harus memulai pembangunan dari desa secara simultan," paparnya.

Bambang mengatakan Provinsi Jabar memiliki 11 prioritas pembangunan, salah satuanya gerbang desa. Program tersebut bukan hanya dikawal oleh DPM Desa melainkan seluruh stakeholder termasuk perangkat daerah di pemerintah pusat, provinsi Jabar, dan kabupaten/kota. "Bagaimana kita menyatukan Program dan kegiatan yang basisnya sesuai dengan prioritas pembangunan. Tentu, kita akan kawal," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement