Selain itu, kapal perang dan pangkalan dia sebut sebagai dua komponen SSAT yang saling memperkuat satu sama lain. Kesiapan fasilitas labuh di Natuna, yang berbatasan langsung dengan Laut China Selatan, Hadi nilai akan menambah jangkauan operasi kekuatan laut hingga ke Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia.
“Oleh karena itu, mulai saat KRI Alugoro-405 masuk ke jajaran Satuan Kapal Selam Koarmada II, maka telah tiba waktunya untuk melaksanakan tugas di laut," kata Hadi. Pengukuhan Komandan KRI Alugoro-405 yang baru ia sebut menandai dimulainya tugas pengabdian para prajurit Hiu Kencana. Prajurit yang mengemban tugas mulia menegakkan kedaulatan negara di laut.
Hadi pada kesempatan itu menegaskan, TNI akan terus berkomitmen untuk melaksanakan program modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) secara bertahap untuk mencapai Minimum Essential Force (MEF) pada tahun 2024. KRI Alugoro-405 ini ia sebut sebagai bukti dari kemajuan proses modernisasi yang terus berlangsung.
"Sehingga ke depan, penguatan kapasitas industri pertahanan nasional perlu untuk terus ditingkatkan dan mampu kita realisasikan bersama, agar kemandirian industri pertahanan nasional tidak hanya menjadi jargon," kata dia.
Dia juga menyatakan, KRI Alugoro-405 merupakan bukti kehebatan dan kecintaan anak bangsa kepada negaranya serta kecintaannya kepada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dia berharap, kehadiran kapal selam itu dapat menjadi senjata pamungkas Indonesia di lautan.
"Semoga kehadiran KRI Alugoro-405 akan menjadi senjata pamungkas kita di laut untuk menghadapi berbagai tantangan terhadap kedaulatan negara," kata dia.