Ahad 04 Apr 2021 13:25 WIB

Teroris Masih Beraksi, Mantan Kabais Pertanyakan Kerja BNPT

Soleman menilai dua aksi teror dalam seminggu terakhir bukan karena intelijen bobol.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar
Foto: dokpri
Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI Soleman Ponto mempertanyakan, kerja dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) atas dua kasus teror yang terjadi dalam seminggu terakhir. Menurutnya, lembaga yang dipimpin oleh Komjen Polisi Boy Rafli Amar itu seharusnya menjadi pihak yang paling bertanggung jawab.

"Mari kita tanya BNPT apa yang telah mereka perbuat sehingga teroris ini masih gentayangan, jadi bukan intelijen yang kebobolan," ujar Ponto dalam sebuah diskusi daring, Ahad (4/4).

Baca Juga

Dalam dua kasus teror terakhir, pihak intelijen dinilai tak bisa disalahkan karena tugasnya hanya menyampaikan informasi. Tinggal bagaimana tindak lanjut dari BNPT agar aksi teror tak terjadi.

"Lain masalahnya kalau tidak ada BNPT, baru boleh tanya siapa intelijen yang bertanggung jawab," ujar Ponto.

Ia menceritakan, pihak intelijen sudah memberikan informasi sebelum terjadinya aksi teror di Thamrin pada 14 Januari 2016. Namun, BNPT gagal menangkap pelaku dan aksi teror pun terjadi di kawasan Sarinah.

"Waktu bom Sarinah saya sudah ingatkan lihat dulu BNPT ini kerjanya apa, itu kegagalan BNPT, dan sekarang terulang lagi," ujar Ponto.

Sebelumnya, pemerintah meminta aparat keamanan untuk meningkatkan pengamanan di rumah-rumah ibadah pascakejadian ledakan bom di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Kepada para tokoh agama, pemerintah meminta mereka untuk menenangkan masyarakat.

"Pemerintah juga sudah meminta kepada aparat keamanan, yakni Polri dan TNI untuk meningkatkan pengamanan di rumah-rumah ibadah, di pusat-pusat keramaian dan di berbagai wilayah publik lainnya di seluruh Indonesia," ujar Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement