Sabtu 03 Apr 2021 17:35 WIB

BEM SI Desak Kepolisian Usut Tuntas Terorisme 

Tidak ada agama yang mengajarkan umatnya untuk menyakiti apalagi menumpahkan darah.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Agus Yulianto
Terorisme (ilustrasi)
Foto: republika
Terorisme (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengecam tindakan terorisme yang belakangan ini terjadi di Indonesia. Koordinator Pusat Aliansi BEM SI, Nofrian Fadil Akbar mendesak upaya anti terorisme ini segera dituntaskan hingga selesai.

"BEM SI mendesak agar pihak kepolisian mengusut tuntas hingga ke akar-akarnya terkait permasalahan ini," kata Nofrian, dalam pernyataan sikapnya, Sabtu (3/4).

Selain itu, BEM SI juga meminta, kepada pihak kepolisian untuk selalu menjaga keamanan dan menciptakan rasa aman bagi seluruh masyarakat Indonesia. Masyarakat juga diimbau untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar untuk mencegah terjadinya aksi terorisme.

Nofrian mengatakan, terorisme adalah satu tindakan yang dilakukan individu atau kelompok yang bertujuan untuk menyebarkan ketakutan. Terorisme merupakan suatu ancaman yang serius bagi ketahanan nasional sebuah negara.

BEM SI memandang, terorisme bukan lagi merupakan kejahatan pidana biasa. Terorisme adalah ancaman yang berbahaya dan tergolong sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Penanganan serius dari pemerintah sebuah negara bahkan dunia, diperlukan untuk memutus mata rantai terorisme.

"Proses penanganan dan pemberantasan terorisme tentunya harus melibatkan semua pihak. Ancaman tindak terorisme dewasa ini begitu besar dan perlu adanya kerjasama antara seluruh aparatur negara, baik TNI maupun polri," kata dia.

Perlu ditegaskan juga bahwa terorisme tidak ada kaitannya dengan agama tertentu. Nofrian menegaskan, tidak ada agama yang mengajarkan umatnya untuk menyakiti apalagi menumpahkan darah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement