Jumat 02 Apr 2021 13:44 WIB

Serang Mabes Polri, Benarkah ZA 'Serigala Sendirian'? 

Tetangganya menyebut bahwa ZA adalah sosok yang penyendiri, pendiam dan tertutup. 

Rep: Febryan. A/ Red: Agus Yulianto
Video viral tentang penembakan di Mabes Polri, Rabu (31/3)
Foto:

Serupa 

Sejumlah jejak yang ditinggalkan ZA dan sifatnya semasa hidup serupa dengan penjelasan terkait serigala sendirian yang disampaikan Ramon Spaaij, professor di Victoria University Melbourne, Australia dan kepala Sociology of Sport di Department Sosiologi University Amsterdam, Belanda. 

Dalam bukunya yang terkenal, Undertanding Lone Wolf Terorrism: Global Patterns, Motivations and Prevention, Ramon Spaaij cukup jeli menguraikan tentang lone wolf. 

Ia membuat riset dengan mengidentifikasi 88 kasus terorisme serigala sendirian di Amerika Utara, Eropa, dan Australia antara tahun 1940 dan 2010. 

Spaaij berkesimpulan bahwa tak ada standar profil tertentu untuk mengklaim seseorang sebagai lone wolf. Kendati demikian, radikalisasi lone wolf cenderung dihasilkan dari kombinasi proses individu, hubungan antarpribadi dan keadaan sosial-politik, dan budaya.  

Ada lima hal penting yang dicatat Spaaij terkait lone wolf berdasarkan hasil risetnya. Pertama, Spaaij menemukan lone wolf cenderung menciptakan ideologi mereka sendiri yang menggabungkan frustrasi pribadi dengan keluhan-keluhan dan ketidakpuasan politik, sosial atau agama. Karena motif ini bersifat campuran sehingga agak sulit bagi aparat untuk menetapkan motif yang jelas untuk sebuah serangan teror lone wolf. 

Kedua, bertentangan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa teroris tidak menderita psikopatologi yang dapat diidentifikasi, Spaaij menunjukkan bahwa serigala penyendiri cenderung menderita beberapa bentuk gangguan psikologis. Ada persoalan kejiwaan yang mendera para lone wolf ini. 

Ketiga, lone wolf cenderung menderita ketidakmampuan sosial dan dalam berbagai tingkatan, mereka menyendiri dengan sedikit teman dan lebih suka bertindak sendiri. Mereka tidak mau berinteraksi meskipun berada dalam sebuah komunitas atau gerombolan.  

Keempat, meskipun serigala penyendiri menurut definisi tidak berafiliasi dengan organisasi teroris, mereka bisa melakukan identifikasi atau bersimpati dengan kelompok ekstremis tertentu. Mereka, para lone wolf ini, mungkin pernah menjadi anggota kelompok semacam itu di masa lalu atau pernah berempati dan bersimpati.  

Organisasi-organisasi yang mereka simpatikan ini memberikan semacam ideologi validasi kepada lone wolf. Ideologi validasi ini yang kemudian masuk ke kepala mereka dan bercampur dengan pikiran-pikiran kekecewaan dan kemarahan yang sudah membuncah. 

Kelima, terorisme lone wolf jelas tidak terjadi dalam ruang hampa sosial. Sebaliknya, radikalisasi lone wolf dapat memanifestasikan dirinya dalam sikap aktif, yang melibatkan ekspresi keyakinan politik dan konfrontasi fisik dan verbal dengan musuh. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement