REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ZA menyerang Markas Besar Polri, Rabu (31/3) kemarin. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut perempuan berusia 25 tahun itu sebagai teroris yang beraksi sendirian atau lone wolf. Jejak yang ditinggalkan ZA memang serupa dengan karakteristik 'serigala sendirian', tapi orang tuanya berkata lain.
Pada Rabu sore itu, ZA datang sendirian dan berhasil menerobos masuk ke Markas Besar Polri. Dia lalu melepaskan tembakan sebanyak enam kali menggunakan air gun ke arah polisi. Aparat lantas menembak mati perempuan muda itu.
Setelah kematiannya, penyidik menemukan surat wasiat ZA di kediamannya di Ciracas, Jakarta Timur. Surat tulisan tangan untuk keluarganya itu berisikan sejumlah pesan, termasuk pesan terkait isu politik.
"Pesan berikutnya untuk kaka agar di rumah Cibubur jaga dede dan mama, ibadah kepada Allah dan tinggalkan penghasilan dari yang tidak sesuai ajaran Islam, serta tinggalkan kepercayaan kepada orang-orang yang mengaku mempunyai ilmu, dekati ustad/ulama, tonton kajian dakwah, tidak membanggakan kafir Ahok dan memakai hijab kak," demikian penggalan surat ZA.
Baca juga : Argo: Senjata Penyerang Mabes Polri Jenis Airgun
Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama adalah mantan Gubernur DKI Jakarta. Dia diketahui sempat memicu kemarahan publik karena pernyataannya menyinggung ayat Alquran pada 2016 silam.