Selasa 30 Mar 2021 00:03 WIB

Manganang Sebut KSAD Telah Menyelamatkan Hidupnya

Manganang mengaku sering mendapatkan perundungan sejak kecil akibat kondisi fisiknya.

Serda (K) Aprilia Santini Manganang saat mengikuti sidang penggantian jenis kelamin dan nama secara virtual yang berlangsung dari Pengadilan Negeri Tondano, Sulawesi Utara di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Jakarta, Jumat (19/3). Pengadilan Negeri Tondano, Sulawesi Utara mengabulkan permohonan pergantian identitas Serda (K) Aprilia Santini Manganang menjadi Serda Aprilio Perkasa Manganang. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Serda (K) Aprilia Santini Manganang saat mengikuti sidang penggantian jenis kelamin dan nama secara virtual yang berlangsung dari Pengadilan Negeri Tondano, Sulawesi Utara di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Jakarta, Jumat (19/3). Pengadilan Negeri Tondano, Sulawesi Utara mengabulkan permohonan pergantian identitas Serda (K) Aprilia Santini Manganang menjadi Serda Aprilio Perkasa Manganang. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serda Aprilia Manganang yang kini sudah memiliki nama baru Aprilio Perkasa Manganang menyebutkan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa menyelamatkan hidupnya dari dampak buruk yang diterimanya akibat hipospadia. Manganang mengaku sering mendapatkan perundungan sejak kecil akibat kondisi fisiknya itu.

"Terima kasih Tuhan telah mempertemukan lanang (panggilan barunya) sama ibu bapak (Jenderal TNI Andika Perkasa dan istri Hetty Andika Perkasa). Tanpa mereka saya tidak tahu jadi apa, lanang pasti hancur," kata dia dalam siaran TNI AD diterima di Jakarta, Senin (29/3).

Baca Juga

Waktu masih menderita hipospadia Aprilio Manganang merasa dia bukan seperti dirinya sendiri. Tekanan begitu banyak diterimanya, tidak hanya soal persoalan hipospadia, tetapi juga mental dan tindakan sosial yang diterimanya.

Pengakuan Manganang sering mendapatkan perundungan akibat kondisinya itu sejak kecilnya. Hal itu membuat dia menjauh dari interaksi sosial, tidak seperti kehidupan normal.

Kepala Departemen Bedah Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Kolonel CKM dr Guntoro mengatakan persoalan Manganang semakin berat ketika dia tidak tahu apa kelainan yang diderita dan terus menerima perundungan atau pertanyaan soal gendernya. "Dia mungkin menyadari bahwa dirinya berbeda (dari individu normal lainnya), tapi itu penyakit apa, apakah semua orang sama seperti kondisinya, nah itu dia kurang informasi soal itu (dan tidak ada tempat bertanya)," kata dia.

Namun ketika tim medis memeriksa dan menjelaskan kondisi yang sebenarnya, Manganang merasa menemukan dirinya yang sebenarnya. "Sampai tim dokter memberi tahu menderita kelainan di mana ini sebenarnya kelainan pada laki-laki. Dan dia seolah, pantas saya rasanya tidak cocok kalau perempuan, dia senang sekali, mungkin dia sudah menduga-duga tapi tidak tahu tempat bertanya," kata Kolonel Guntoro menjelaskan ekspresi Manganang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement