Rabu 24 Mar 2021 10:04 WIB

KNKT Dalami Kerusakan Pesawat Trigana Air yang Tergelincir

KNKT sudah mengunduh data CVR dan FDR pesawat Trigana Air.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Sejumlah petugas melakukan evakuasi terhadap pesawat kargo Trigana Air PK-YSF dengan rute Halim Perdanakusuma - Makassar keluar dari runway (landasan pacu) di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (20/3/2021). Menurut pihak Bandara Halim Perdanakusuma, pesawat tergelincir setelah melakukan prosedur
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Sejumlah petugas melakukan evakuasi terhadap pesawat kargo Trigana Air PK-YSF dengan rute Halim Perdanakusuma - Makassar keluar dari runway (landasan pacu) di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (20/3/2021). Menurut pihak Bandara Halim Perdanakusuma, pesawat tergelincir setelah melakukan prosedur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) saat ini tengah mendalami penyebab pesawat Trigana Air Boeing 737-400F nomor registrasi PK-YSF. Pesawat kargo dengan tujuan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar tersebut tergelincir saat mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma pada Sabtu (20/3).

“KNKT akan mendalami terutama dua hal. Pertama kerusakan mesin sebelah kanan dan kedua adalah penyebab kegagalan roda mendarat sebelah kanan,” kata Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo, Selasa (23/3) malam.

Baca Juga

Dia memastikan dua hal tersebut akan difikuskan dalam investigasi insiden penerbangan pesawat tersebut. Nurcahyo memastikan, KNKT sudah mengunduh data cockpit voice recorder (CVR) dan flight data recorder (FDR).

Nurcahyo mengatakan, dari dara CVR diperoleh 30 menit penerbangan. “Data ini terdiri dari pembicaraan pilot dan suara di cockpit mulai dari pilot melaporkan kerusakan sampai akhir penerbangan,” jelas Nurcahyo.

Sementara itu, KNKT masih dalam proses memverifikasi data yang diunduh dari FDR. Setelah proses tersebut selesai, Nurcahyo mengatakan KNKT baru bisa mendapatkan data yng dapat dipahami.

“Kami dalami data CVR dan FDR dan kita dalami pada catatan perawatan pesawat terutama mesin dan roda pesawat,” ungkap Nurcahyo.

Dia menambahkan, dalam proses investigasi tersebut, KNKT mendapatkan bantuan dari National Safet Transport Board (NTSB) dari Amerika Serikat (AS). NTSB merupakan perwakilan dari pembuat pesawat.

Nurcahyo memastikan, KNKT sudah mengumpulkan data berupa informasi di lapangan, goresan di landasan, dan bagian tubuh pesawat yang diperlukan. Dia mengatakan, KNKT juga sudah melakukan wawancara terhadap petugas pengatur lalu lintas udara dan saksi yang melihat kecelakaan tersebut.

“Selanjutnya kami akan melakukan wawancara awak pesawat yang dan kru lainnya,” tutur Nurcahyo.

Sebelumnya, KNKT mengungkapkan setelah dua menit lepas landas, pilot pesawat tersebut memberitahukan kepada ATC mengalami kerusakan mesin sebelah kanan. Setelah mengetahui kerusakan mesin, pilot memutuskan kembali ke Bandara Halim Perdanakuduma.

“Pesawat yang terbang selama 15 menit tersebut kemudian mendarat dengan satu mesin,” ujar Nurcahyo.  

Setelah mendarat, kata dia, roda pendarat sebelah kanan mengalami kerusakan. Nurcahyo menuturkan, pesawat berhenti dengan ketiga landing gear patah dan pesawat sudah dievakuasi pada Ahad (21/3) lalu dipindahkan ke tempat yang aman.

Setelah insiden tersebut, PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) menutup sementara penerbangan niaga berjadwal di Bandara Halim Perdanakusuma. Penerbangan niaga berjadwal dialihkan ke Bandara Soekarno-Hatta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement