Senin 22 Mar 2021 20:18 WIB

Pilpres 2024, Momennya Anies Versus Prabowo?

Prabowo tidak punya kesulitan maju lagi di Pilpres karena keterwakilan Gerindra.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Anies dan Prabowo diperkirakan akan bersaing ketat di Pilpres 2024.
Foto:

Nama Anies dan Prabowo memang seakan berkejaran dalam survei terkait pilpres 2024. Bulan lalu Lembaga Survei Indonesia (LSI) menempatkan elektabilitas Prabowo Subianto masih tertinggi jika pemilihan presiden digelar Februari kemarin. Elektabilitas Prabowo mengalahkan Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan.

Prabowo meraih elektabilitas sebesar 22,5 persen jika pilpres digelar saat survei LSI dilakukan. Di urutan kedua, mengikuti elktabilitas Ganjar Pranowo sebesar 10,6 persen dan Anies Baswedan sebesar 10,2 persen. Selain ketiga nama itu, nama mantan gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) juga muncul dalam survei LSI.

Ahok memiliki elektabilitas sebesar 7,2 persenm disusul Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dengan 6,9 persen. Lalu, Menteri Sosial Tri Rismaharini 5,5 persen, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 5 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 4,8 persen, dan Susi Pudjiastuti 2,3 persen.

"Masih Pak Prabowo yang unggul sementara 22,5 persen. Kemudian menyusul, ini boleh kita sebut sama, Pak Ganjar dan Pak Anies ini posisinya sama,"ujar Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan dalam rilisnya secara daring, Senin (22/2).

Dalam simulasi tertutup dengan 14 nama calon presiden, nama Prabowo tetap berada di peringkat pertama dengan elektabilitas sebesar 25,3 persen. Kemudian disusul Ganjar sebesar 14,7 persen dan Anies 13,1 persen.

Meski Prabowo sudah dua kali maju dalam bursa pilpres, pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin, meyakini Prabowo akan maju lagi di 2024. Alasannya, Prabowo belum pernah memenangi Pilpres.

"Prabowo itu 99 persen akan maju lagi di Pilpres 2024. Kenapa? pertama dia penasaran belum pernah menang. Kedua, dia ketum Gerindra. Ketiga, dia menteri, dan keempat, tidak ada aturan yang melarang dia untuk bisa maju lagi," katanya saat dihubungi Republika, Selasa (23/2).

Ia berpendapat, Prabowo tidak akan menyerah sampai berhasil memenangi pemilihan presiden sehingga ia akan terus berusaha sampai kapanpun. Kalau pun nanti tidak menang, ia mengatakan, itu artinya nasib tidak berpihak kepadanya.

Baca Juga

"Siapapun yang menang. Yang akan menjadi presiden ke depannya akan sulit. Karena utang Indonesia semakin banyak. Bagaimana kami bisa membangun, jika utang makin membumbung. Maka dari itu, mindset yang menjadi pemimpin ini negara ini harus diubah. Kalau tidak ya kami diam ditempat saja," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement