REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, saat ini, terjadi perubahan paradigma, dimana manusia hidup di era yang harus menyesuaikan dengan kondisi alam. Hal itu, kata dia, lantaran adanya perubahan dan kerusakan alam akibat ulah manusia, khususnya yang hidup di perkotaan.
Hal itu Anies sampaikan saat menghadiri perayaan Hari Air Sedunia bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta, Ciliwung Institute dan warga dengan kegiatan menanam pohon Loa di bantaran Kali Ciliwung Taman Maju Bersama (TMB) Gintung, Pangkalan Pakis Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Senin (22/3). Pohon Loa dipilih untuk ditanam di lokasi itu karena memiliki akar yang dapat mengikat tanah sehingga ekosistem sungai dapat terjaga dan terhindar dari erosi.
"Sekarang dalam kondisi perubahan alam yang luar biasa besar, kerusakan yang diakibatkan oleh kita umat manusia, khususnya manusia yang tinggal di perkotaan karena yang membuat kerusakan amat besar di alam ini, khususnya kita-kita yang berada di daerah perkotaan," kata Anies dalam keterangan tertulisnya.
“Sekarang kita harus secara serius mencari cara untuk bisa menyesuaikan dengan kehidupan alam itu. Jadi saat kita bicara naturalisasi, maka bagaimana kita hidup bersama dengan siklus alam. Contohnya sungai yang memiliki pasang dan surut, sehingga kita harus membangun dengan mengikuti siklus tersebut,” sambung Anies.
Anies mencontohkan, keberadaan TMB Gintung yang merupakan taman di tepian Kali Ciliwung lengkap dengan keberagaman hayati hewan dan tumbuhan yang dibangun berkolaborasi dengan warga dan komunitas. TMB ini, kata dia, berfungsi sebagai pangkalan air dimana saat musim penghujan sebagian besar areanya akan terendam dan membuat aliran sungai terkontrol.