REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi terus mengingatkan bahwa akses yang adil ke vaksin harus tetap menjadi kunci untuk keluar dari pandemi. Dalam hal ini sistem gotong royong pengadaan vaksin bagi negara-negara miskin dan berkembang terbentuk dalam Covax Advance Market Commitment Engagement Group (AMC EG) yang dipimpin bersama oleh RI, Ethiopia, dan Kanada.
"Akses vaksin untuk semua adalah untuk pulih bersama dan pulih lebih kuat," ujar Menlu Retno dalam memimpin pertemuan ketiga Covax AMC EG secara virtual, Rabu (17/3).
Fasilitas Covax melihat kemajuan signifikan program vaksinasi yang telah dimulai di setidaknya 127 negara. Fakta dalam peluncuran juga tengah berlangsung.
"Sejauh ini Covax telah mengirimkan 28,5 juta dosis vaksin Covid-19. Saya telah melihat pengiriman melalui kerangka Covax memiliki harapan," ujar Menlu Retno. "Mari kita bekerja sama untuk mempertahankan ini," ujarnya menambahkan.
Namun demikian, Retno mengakui masih banyak tantangan atau pertanyaan yang muncul. Hal itu pun, kata dia harus dihadapi. "Kita harus meningkatkan komunikasi dan koordinasi kita dalam menghadapi tantangan baru ini," tuturnya.
Oleh karena itu, pertemuan Covax sangat penting untuk memetakan tantangan tersebut hingga menemukan solusinya. Tujuan pertemuan ketiga ini juga untuk memastikan bahwa Covax yang diketuai oleh WHO, bisa diperbarui dengan baik tentang kemajuan yang dibuat oleh fasilitas COVAX AMC. "Ini akan membawa kami lebih dekat ke kepastian lokasi dan pengiriman vaksin," tukas Menlu Retno.
Baca juga : Ini Kata Pengamat Soal Pencatutan Pengacara oleh Demokrat