Jumat 05 Mar 2021 13:51 WIB

Sandiaga: 55 Juta Kelas Menengah Masih Mampu Berwisata

Sandiaga ingin sesegera mungkin memulihkan kembali industri pariwisata.

Rep: Novita Intan/ Red: Bilal Ramadhan
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno (kiri) berbincang dengan warga yang tinggal di Desa Wisata Penglipuran, Bangli, Bali, Jumat (26/2/2021). Sebanyak 177 desa wisata yang tersebar di wilayah Bali diharapkan dapat membantu upaya pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi masyarakat Bali yang terdampak pandemi COVID-19.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno (kiri) berbincang dengan warga yang tinggal di Desa Wisata Penglipuran, Bangli, Bali, Jumat (26/2/2021). Sebanyak 177 desa wisata yang tersebar di wilayah Bali diharapkan dapat membantu upaya pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi masyarakat Bali yang terdampak pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pemerintah berupaya menggenjot kunjungan pariwisata domestik antara lain melalui program Bangga Berwisata di Indonesia (#diindonesiaaja). Pemerintah optimis pariwisata dan ekonomi kreatif segera bangkit seiring program vaksinasi Covid-19 dan berbagai kebijakan pemerintah terkait sektor pariwisata.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan sebanyak 55 juta warga Negara Indonesia kelas menengah di Indonesia yang sangat potensial berwisata di dalam negeri.

“Dulu kita fokus mengejar Thailand, Malaysia dengan berjuta-juta wisatawan internasional, itu saya singkat wishing, saat sekarang wishing itu kita masih berharap terus tapi karena Covid-19 ini kita harus kalibrasi. Tetapi ada wisatawan nusantara yang saya singkat wisdom, ini adalah kearifan, kebijaksanaan kita, kita punya lebih dari 55 juta warga kelas menengah yang sangat mampu dan ingin berwisata,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (5/3).

Sandiaga ingin sesegera mungkin memulihkan kembali industri pariwisata, namun sebelumnya harus bisa memastikan bahwa angka penularan Covid-19 ini dalam situasi yang terkendali.

“Saat ini PPKM mikro yang dijalankan pemerintah telah cukup sukses menekan angka penularan covid-19 secara signifikan, dari 15 ribu perhari sampai lima ribu per hari. Ini menjadi suatu angin segar agar kita lebih disiplin dalam mematuhi PPKM mikro,” ucapnya.

Sejalan dengan itu, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan berbagai kementerian/lembaga terkait. Kolaborasi itu harus dijalin dengan berbagai instansi seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum dan HAM, Satgas Covid-19, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Perhubungan serta juga elemen masyarakat dan dunia usaha.

“Nah, kapan persisnya pariwisata Indonesia bisa bergairah lagi? Jika ditanya waktu, saya ingin lebih optimis, saya ingin memberi harapan. Saya ingin menyampaikan jika kita terus berdisiplin dan angka Covid-19 ini bisa terus ditekan. Saya melihat kuartal kedua dan ketiga ini kita mulai meningkat dari segi event ekonomi kreatif dan pemulihan dari pariwisata dan kebangkitan ekonomi kita,” ujar dia.

Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya Nia Niscaya menambahkan pada tahun ini pemulihan sektor pariwisata tanah air dengan bertumpu utamanya kepada wisatawan domestik sambil bersiap akan kedatangan para wisatawan mancanegara.

Dari segi strategi pemasaran Kemenparekraf yakni membangun kepercayaan pelaku usaha dan juga membangun kepercayaan pasar, bahwa Indonesia sudah siap dengan new normal. 

“Hal ini karena ada perubahan trend sektor pariwisata, sekarang bukan destinasinya pemikat wisatawan untuk datang atau tidak, tetapi bagaimana kesiapan protocol kesehatan di lokasi wisata. Saat ini orang lebih banyak mencari yang lokasi wisata yang less crowded, yang berorientasi alam terbuka, kesehatan wellness dan adventure, dari segi penerbangan orang lebih suka yang direct flight, atau yang domestik safe traveling, pergi bareng keluarga,” katanya.

Ditegaskan, pemasaran pariwisata saat ini sangat bergantung pada penanganan pandemic Covid-19. Saat ini semua sektor pariwisata harus bisa beradaptasi, berinovasi dan berkolaborasi.

“Kemenparekraf berupaya berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam membangun persepsi bahwa Indonesia telah siap dengan new normal,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement