Rabu 03 Mar 2021 15:04 WIB

Jokowi tak Mau Pejabat Saling Menyalahkan Saat Ada Bencana

Jokowi menekankan kebijakan mengurangi risiko bencana harus terintegrasi

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Jokowi
Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya upaya pencegahan dan mitigasi bencana untuk mengurangi risiko dan dampak yang ditimbulkan. Jokowi tak ingin, seluruh pejabat terkait hanya bersikap reaktif dan saling menyalahkan saat bencana terjadi.

"Jangan sampai kita hanya bersifat reaktif pada saat bencana terjadi. Jangan ada bencana, baru kita pontang-panting, ribut, atau bahkan saling menyalahkan," ujar Jokowi saat meresmikan pembukaan rapat koordinasi nasional penanggulangan bencana tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (3/3).

Baca Juga

Pemerintah telah memiliki rencana induk penanggulangan bencana 2020-2024 melalui Perpres No 87/2020. Namun, Jokowi menekankan, masih diperlukan kebijakan dan juga perencanaan yang lebih detil, termasuk terkait tata ruang yang memperhatikan aspek kerawanan bencana.  

"Tentu saja dilanjutkan dengan audit dan pengendalian bencana dan tata ruang yang berjalan di lapangan. Bukan di atas kertas saja," tegasnya.

Presiden pun menegaskan agar para pejabat tak hanya disibukkan dalam membuat aturan dan kebijakan. Namun yang terpenting yakni pelaksanaan kebijakan di lapangan, termasuk langkah-langkah pengendalian dan penegakan sesuai standar.

Ia mencontohkan, terkait bencana gempa. Pemerintah harus memastikan bahwa bahan bangunan yang digunakan untuk membangun berbagai fasilitas umum dan sosial sudah sesuai dengan standarnya. Sehingga dapat meminimalisir korban jiwa jika bencana gempa kembali terjadi.

"Hal seperti ini harus dikawal dalam pelaksanaannya, harus diikuti dengan audit ketahanan bangunan agar betul-betul sesuai dengan standar," kata Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga menekankan agar kebijakan mengurangi risiko bencana harus terintegrasi dari hulu hingga hilir. Ego sektoral juga harus dihilangkan sehingga penanganan bencana dapat dilakukan dengan cepat.

"Tidak boleh ada yang merasa kalau ini bukan tugasnya, bukan tugas saya, bukan urusan saya. Hati-hati ini bencana," ujarnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya menyiapkan manajemen tanggap darurat serta meningkatkan kemampuan melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. Kecepatan dalam merespon terjadinya bencana harus terus ditingkatkan sehingga dapat mengurangi jatuhnya korban jiwa.

"Kecepatan adalah kunci menyelamatkan dan mengurangi jatuhnya korban. Sangat penting sekali," ujarnya.

Terakhir, Jokowi juga meminta agar edukasi kepada masyarakat terkait kebencanaan harus terus ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan mulai dari lingkup terkecil di keluarga hingga lingkup yang lebih besar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement