Ahad 28 Feb 2021 14:01 WIB

Kemendikbud Perkuat Pendidikan D4 demi Cetak Banyak Kreator

Lulusan program D4 dinilai punya keahlian lebih dibandingkan lulusan D3.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Kemendikbud memperkuat program pendidikan sarjana terapan atau D4. Hal ini dimaksudkan agar lulusannya tidak hanya terampil dalam bidang yang dipelajari, tetapi juga mampu menjadi pemimpin, kreator, dan inovator.
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Kemendikbud memperkuat program pendidikan sarjana terapan atau D4. Hal ini dimaksudkan agar lulusannya tidak hanya terampil dalam bidang yang dipelajari, tetapi juga mampu menjadi pemimpin, kreator, dan inovator.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memperkuat program pendidikan sarjana terapan atau D4. Hal ini dimaksudkan agar lulusannya tidak hanya terampil dalam bidang yang dipelajari, tetapi juga mampu menjadi pemimpin, kreator, dan inovator.

"Setelah mendapatkan pengetahuan dan keahlian teknikal di jenjang pendidikan D3, pendidikan sarjana terapan atau D4 sebagai jawaban atas kebutuhan industri akan melatih peserta didik mengembangkan karakter adaptif, kreatif, dan cerdas," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim, dalam siaran persnya, Ahad (28/2).

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto, mengatakan program pendidikan D4 meliputi 60 persen praktik dan 40 persen teori. Dengan begitu, lulusannya diharapkan mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan industri saat ini.

Menurut dia, lulusan program pendidikan D4 punya keahlian lebih dibandingkan dengan lulusan program pendidikan D3 karena telah mengikuti program pembelajaran berbasis proyek bersama dengan industri serta magang selama satu tahun di industri. Wikan juga menjelaskan mengenai upaya pengembangan pendidikan vokasi melalui penerapan program SMK-D2 Fast Track.

"Jadi nantinya SMK ditambahi tiga semester magang, sistemnya nanti dual system,yaitu mereka dapat kuliah sambil magang. Sistem ini juga digunakan oleh Jerman," kata Wikan.

Dia mengatakan, perkembangan pesat industri membuat beberapa pekerjaan mulai menghilang dan pekerjaan-pekerjaan baru muncul. "Kita harus mengikuti perkembangan zaman dan memperhatikan profesi yang bermunculan saat ini," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement