Rabu 24 Feb 2021 20:55 WIB

SBY Yakin Jokowi tak Terlibat Rencana Kudeta Partai Demokrat

SBY menilai Jokowi punya integritas yang berbeda dengan Moeldoko.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bayu Hermawan
Tangkapan layar video Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menanggapi adanya gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat.
Foto: Tangkapan Layar
Tangkapan layar video Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menanggapi adanya gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yakin bahwa Presiden Joko Widodo tak terlibat dalam gerakan kudeta kepemimpinan di Partai Demokrat. SBY menilai apa yang dilakukan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko justru merugikan Jokowi.

"Saya sangat yakin bahwa yang dilakukan Moeldoko adalah di luar pengetahuan Presiden Jokowi," ujar SBY dalam keterangan video yang dirilisnya, Rabu (24/2).

Baca Juga

SBY mengaku sangat yakin, Jokowi memiliki integritas dalam memimpin negara dan tak terlibat sama sekali dalam gerakan tersebut. Jokowi juga disebutnya tak dapat disamakan dengan Moeldoko.

"Saya juga yakin bahwa Presiden Jokowi memiliki integritas yang jauh berbeda dengan perilaku pembantu dekatnya itu," ujar SBY.

Mantan Presiden RI itu menyayangkan adanya pihak yang melibatkan nama-nama pejabat pemerintahan dalam gerakan pengambilalihan partainya "Partai Demokrat justru berpendapat, apa yang dilakukan Moeldoko tersebut sangat mengganggu dan merugikan beliau," ujar SBY.

Demokrat, tegas SBY, tak dijual dan tidak bisa dibeli oleh siapapun. Bila ada kader yang terbukti melakukan gerakan pengambilalihan kepemimpinan Demokrat, ia tegas akan mengusirnya.

"Bagi orang luar yang punya ambisi untuk merebut dan membeli Partai Demokrat, saya katakan dengan tegas dan jelas, Partai Demokrat Not For Sale. Partai kami bukan untuk diperjual belikan," ujar SBY.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement