Jumat 19 Feb 2021 17:35 WIB

Usul Walhi untuk Hentikan Ancaman Banjir Pulau Jawa

Perencanaan tata ruang yang buruk buat Pulau Jawa sulit mengelak dari banjir.

Warga tidur di tempat yang aman dari banjir saat relawan dari Dompet Dhuafa mengevakuasi warga di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Jumat (19/2/2021). Banjir di kawasan tersebut akibat curah hujan yang tinggi dan meluapnya air dari Kali Sunter.
Foto:

Sejumlah kawasan di Jabodetabek tercatat mengalami banjir hari ini. Di Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, pertolongan kepada korban banjir di RW 04 dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Ketua RW 04 Cipinang Melayu, Irwan Kurniadi, mengatakan terdapat sejumlah prosedur evakuasi bagi pasien yang saat ini terkonfirmasi Covid-19, di antaranya berkategori orang tanpa gejala (OTG). "Karena ada prosedurnya pasien yang OTG, jadi didahulukan yang Covid-19 dulu," katanya.

Selanjutnya petugas akan melihat kelayakan tempat tinggal pasien, apakah layak sebagai tempat isolasi mandiri berdasarkan luas bangunan serta jumlah ruangan. Irwan mencontohkan salah satu warga di RW 04 ada yang terkonfirmasi Covid-19. Namun pria berusia 30 tahun itu memilih tetap berada di lantai dua rumahnya saat petugas menawarkan evakuasi.

"Kita sudah sediakan tempat evakuasi khusus pasien Covid-19 dari pihak TNI-Polri di sekitar Aula Universitas Borobudur. Tapi, bila dia minta tetap berada di rumah dan bangunannya layak, ya kita izinkan," katanya.

Secara terpisah Kepala Sudin Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur Muchtar Zakaria mengatakan total 21 warga telah dievakuasi menuju tempat pengungsian di Universitas Borobudur. "Sebagian warga lainnya memiliki rumah lantai dua mereka masih bertahan. 21 orang berhasil kita evakuasi dengan perahu karet," katanya.

Proses evakuasi pun dilakukan oleh jumlah petugas maksimal dua hingga empat orang per perahu untuk menjaga jarak aman.

"Air tingginya sekitar satu meter lebih. Bahkan perahu karet kita bocor karena tersangkut ujung pagar rumah warga. Pagar itu salah satu hambatan karena tertutup air saat petugas mengevakuasi warga," katanya. Sementara itu banjir di wilayah tersebut terjadi akibat luapan Kali Sunter, setelah di bagian hulu sungai terjadi peningkatan volume air.

Hujan yang terjadi sejak pukul 04.30 hingga 12.00 WIB di Kota Depok mengakibatkan longsor dan banjir. Titik longsor yang laporannya masuk ke Dinas PUPR Kota Depok antara lain, RT 04 RW 20 Kelurahan Abadijaya, Kali Sugutamu RT 02 RW 14 Kelurahan Baktijaya tepatnya belakang Masjid Al Muhajirin.

Sedangkan untuk lokasi banjir, terpantau, titik banjir berada di Kampung Utan Kelurahan Pondok Jaya, Perumahan Bukit cengkeh, Perumahan Pondok Asri Kelurahan Abadi Jaya, Kelurahan Cipayung, Kampung Bulak Barat, Kampung Bakung Cilodong, Jalur Limo-Cinere dan Jalan Arif Rahman Hakim (ARH).

"Hujan deras yang terjadi sejak Kamis (18/2) kemarin hingga Jumat (19/2) pukul 12.00 WIN menyebabkan Kali Pesanggerahan meluap. Kali yang menjadi batas wilayah antara Kecamatan Sawangan dengan Kecamatan Cipayung meluap dan memutus jalan penghubung kedua kecamatan," ujar Koordinator Lapangan Satgas Dinas PUPR Kota Depok, Rahmat Syarifudin.

Ia menjelaskan, banjir di Jalan Kampung Bulak Barat mencapai 50 cm. Namun, apabila air kiriman dari wilayah Bogor cukup deras, ketinggian air dapat mencapai 120 cm. "Dulu sebelum warga direlokasi, sebanyak delapan rumah terendam banjir, ssekarang hanya jalan yang terputus dan warga yang biasa melintas di jalan ini harus memutar," terang Rahmat.

Banjir terpantau di Kampung Bakung RT1/5 Kelurahan/Kecamatan Cilodong. Di lokasi tersebut berada di dataran rendah, sehingga mengalami genangan air setinggi 40 cm.

Ketua RT1/5, Parnyo, mengatakan genangan air di lingkungannya sudah terjadi sejak pukul 05.00 WIB. Bahkan, air dari Kali Cikiwul meluap dan menggenangi rumahnya setinggi 40 cm.

Dari Kabupaten Bekasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat sebanyak 1.756 keluarga terdampak banjir akibat hujan deras di daerah itu sejak Jumat dini hari hingga pukul 09.00 WIB tadi pagi. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi, Henri Lincoln, mengatakan selain hujan dengan intensitas tinggi, banjir juga diakibatkan meluapnya daerah aliran sungai serta efek pembangunan.

"Sebagian ada juga yang diakibatkan drainase yang buruk sehingga air tidak mengalir dan tidak menampung debit air," katanya.

Henri mengatakan pemerintah daerah bersama pihak terkait telah melakukan penanganan terhadap seribuan keluarga yang terdampak banjir tersebut. Dia menyebut 1.756 keluarga terdampak banjir hari ini berasal dari 20 desa dan kelurahan di delapan kecamatan se-Kabupaten Bekasi.

"Sebagian sudah mulai surut, hujan juga telah reda. Total ada 27 titik banjir dengan ketinggian air bervariasi di delapan kecamatan hingga siang ini," katanya.

Delapan kecamatan itu, kata Henri, di antaranya Kecamatan Cibitung dengan ketinggian 60-100 sentimeter, Tambun Selatan setinggi 50-100 cm, Setu 50-70 cm, dan Kecamatan Cikarang Selatan dengan ketinggian 30-40 cm. Kemudian Kecamatan Cikarang Pusat 40-80 cm, Cibarusah 80-100 cm, Cikarang Utara 40-120 cm, serta Kecamatan Serang Baru setinggi 30-60 cm.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement