Kamis 18 Feb 2021 21:32 WIB

Menko PMK: Jangan Stigma Negatif Orang Terpapar Covid-19

Stigma menyulitkan petugas kesehatan melakukan upaya testing, tracing, dan treatment.

Menko PMK Muhadjir Effendy.
Foto: Dok. Kemenko PMK
Menko PMK Muhadjir Effendy.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta masyarakat tidak menstigma negatif setiap orang terpapar Covid-19. Sebab, stigma akan menyulitkan petugas kesehatan dalam melakukan upaya testing (tes), tracing (penelusuran kontak), dan treatment (perawatan).

"Harus diingat masyarakat, orang yang kena Covid-19 ini tidak ada hubungan dengan 'bala' atau kutukan, ini sakit, wabah yang bisa kena siapa saja, tidak peduli orang," kata dia usai meninjau Selter Covid-19 milik RSU PKU Muhammadiyah di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis (18/2).

Baca Juga

Ia mengemukakan pentingnya kesadaran semua kalangan masyarakat terhadap pentingnya penanganan penularan virus tersebut. "Karena itu jangan kemudian setiap kena Cobid-19 diberi stigma jelek, karena itu justru buat kita kesulitan membongkar atau mengungkap kasus yang nyata, karena sekarang ini banyak orang ketika diminta untuk terbuka saat petugas melakukan tracing tidak jalan," kata dia.

Apalagi, ujar dia, saat ini pemerintah berupaya melakukan upaya 3T dalam menemukan kasus Covid-19 hingga level bawah sampai tingkat rukun tetangga maupun rukun warga (RT/RW) sebagai bagian dari penerapan Pemberlakuan Pembatasan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro. "Justru sekarang ini 3T digencarkan, sesuai perintah Presiden dilakukan sampai level paling kecil sampai RT/RW, kalau ada gejala langsung di-tracing, maka akan terkumpul kasus, jadi kalau kasus banyak itu memang benar, karena kalau tidak banyak itu kasus tidak terangkat ke permukaan," katanya.

Menko PMK mengatakan kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan sesuai 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan sudah bagus. Namun, tetap perlu ditingkatkan dengan diimbangi upaya 3T oleh petugas kesehatan maupun Satgas Covid-19 di masing-masing tempat.

"Tidak cukup hanya menyadarkan masyarakat supaya selalu 3M tanpa diimbangi dengan 3T yang serius, karena keduanya ibarat dua sisi mata uang yang saling menguatkan, mata uang itu tidak ada nilainya kalau isinya hanya separo," katanya.

Dia menambahkan dalam memberantas penyebaran Covid-19, perilaku 3M harus digencarkan, kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol Covid-19 ditingkatkan. Kemudian, satgas terutama tenaga epidemiologi juga harus gencar betul dalam melakukan penelusuran.

"Saya minta kesadaran masyarakat untuk terbuka menerima kalau ada tracing petugas, betul-betul mau di-'tracing' jangan sampai sembunyi, atau khawatirkemudian diberi stigma negatif," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement