Rabu 03 Feb 2021 15:45 WIB

Vaksinasi Tahap Dua Dimulai dari Para Penggerak Ekonomi

Petugas vaksin akan mendatangi pasar-pasar untuk melakukan vaksinasi di tahap kedua.

Pedagang cabai melayani pembeli di pasar. Para pedagang pasar menjadi pilihan target vaksinasi tahap dua karena kelompok tersebut cukup sering berkontak dengan masyarakat umum.
Foto: MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA
Pedagang cabai melayani pembeli di pasar. Para pedagang pasar menjadi pilihan target vaksinasi tahap dua karena kelompok tersebut cukup sering berkontak dengan masyarakat umum.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Dessy Suciati Saputri

Strategi vaksinasi pada tahap kedua akan menargetkan para penggerak ekonomi, salah satunya pedagang pasar di Tanah Air. Sebelumnya vaksinasi tahap awal hanya menargetkan pelayan publik untuk divaksin setelah tenaga kesehatan divaksin pada tahap satu.

Baca Juga

Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan para pedagang pasar menjadi pilihan target vaksinasi tahap dua karena kelompok tersebut cukup sering berkontak dengan masyarakat umum. "Sasaran pertama yang kita sasar adalah pedagang-pedagang pasar, ini pesan Pak Menteri," kata Maxi saat meninjau proses vaksinasi di Gedung Sabuga, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (3/2).

Alasan lain menargetkan pedagang pasar karena mereka adalah penggerak ekonomi. "Saya kira pedagang di pasar ini harus mendapatkan perlindungan duluan karena salah satu penggerak ekonomi," kata Maxi.

Menurutnya para pedagang di pasar memang sangat rentan karena cukup sering berkontak dengan masyarakat luas yang membeli kebutuhan pokoknya ke pasar. Sehingga langkah memasukkan pedagang pasar di vaksinasi tahap dua diambil sebagai upaya mempercepat munculnya kekebalan kelompok (herd immunity) masyarakat agar tidak mudah terpapar Covid-19.

Nantinya, kata dia, pihaknya bakal menerapkan sistem vaksinasi mobile kepada para pedagang pasar. Dengan demikian, pelaksanaan vaksinasi bisa memungkinkan dilakukan di sejumlah pasar.

Baca juga : Terinfeksi Covid-19 Usai Divaksin, Ini Kata IDI

"Ini pesan Pak Menteri, saya lagi buat konsep untuk bukan hanya di gedung, tapi ada mobile, kita mendatangi langsung ke pasar," kata Maxi.

Untuk proses vaksinasi itu, ia mengaku pihaknya saat ini sudah memiliki data sasaran vaksinasi kepada pedagang di pasar. Namun koordinasi dari bawah ke atas untuk sinkronisasi data menurutnya masih perlu dilakukan.

"Kami akan coba mengadakan membuat juga format untuk dikirim ke daerah, sambil menunggu itu, data-data yang kita cross check antara pemerintah pusat dan daerah pelaksanaannya harus sejalan," katanya.

Dia mengatakan paling lambat proses vaksinasi tahap dua itu dimulai pada akhir Februari 2021. Sehingga target 70 persen kekebalan kelompok terhadap Covid-19 di Indonesia dapat segera tercapai.

Kemenkes tengah menyiapkan konsep vaksinasi dengan mendatangi langsung para subjek vaksin ke pasar-pasar. Maka dari itu, menurutnya dalam proses tersebut perlu ada koordinasi kuat antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Dalam satu pekan ini, Kemenkes bakal mulai melakukan sosialisasi kepada para petugas Dinas Kesehatan di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota. Khususnya kepada Dinas Kesehatan di Jakarta dan Jawa Barat sebagai pelaksana pertama vaksinasi tahap dua tersebut.

Langkah-langkah inovasi proses vaksinasi yang dilakukan pemerintah daerah seperti Provinsi Jawa Barat yang melakukan vaksinasi di gedung berskala besar perlu ditiru. Pasalnya, kata dia, itu bisa menjadi salah satu langkah uji coba manajemen vaksinasi yang berskala besar. Sehingga sekitar 18 juta orang yang menjadi sasaran vaksinasi tahap dua bisa selesai sesegera mungkin.

Baca juga : Seorang Nakes di Garut Dilaporkan Pingsan Selepas Vaksinasi

"Kalau tenaga kesehatan masih sedikit sekitar 1,5 juta, tapi pelayan publik itu ada 18 juta lebih, jadi sekitar 12 kali lipat seperti tenaga kesehatan, kalau kita tidak lakukan percepatan maka ya akan molor sasaran berikutnya," kata dia.

"Data sasaran pasar kami sudah punya, ada di berbagai sumber yang kami punya Asparindo dan retail, tapi untuk ke depan ini tentu data bottom up itu sangat kami butuhkan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement