Selasa 02 Feb 2021 20:21 WIB

Kudeta Myanmar, MER-C Soroti Nasib RS Indonesia di Rakhine

MER-C meminta agar bantuan dari pihak Indonesia tetap dapat berfungsi.

Proyek pembangunan bangunan utama RS Indonesia yang terletak di Myaung Bwe Village, Mrauk U Township, Rakhine State, Myanmar.
Foto: dok. MER-C
Proyek pembangunan bangunan utama RS Indonesia yang terletak di Myaung Bwe Village, Mrauk U Township, Rakhine State, Myanmar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi bantuan medis dan kemanusiaan MER-C menyatakan keprihatinan atas kudeta militer terhadap pemerintahan demokratis di Myanmar, serta menyoroti soal kelangsungan Rumah Sakit Indonesia di Rakhine dalam situasi politik yang memanas ini.

MER-C, bersama Palang Merah Indonesia (PMI) dan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI), pada akhir 2019 merampungkan pembangunan rumah sakit di lokasi dekat area berpenduduk Muslim dan berpenduduk Buddha.

Baca Juga

"Keputusan membangun Rumah Sakit Indonesia tepatnya di negara bagian Rakhine (Rakhine State) adalah wujud kepedulian kami dalam merekatkan persaudaraan antarumat beragama di Myanmar," kata Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad, dalam keterangan pers, Selasa (2/2).

Lebih lanjut, MER-C juga meminta agar bantuan dari pihak Indonesia, seperti sekolah dan rumah sakit, tetap dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Sebelum kudeta yang dilancarkan oleh militer Myanmar pada Senin (1/2), negara itu, khususnya di Rakhine, telah mengalami krisis kemanusiaan berkepanjangan atas etnis Muslim Rohingya di wilayah itu.

Lembaga itu menyebut bahwa kudeta--yang menurut pihak militer dilakukan sebagai respons atas kecurangan pemilu--merupakan keputusan ilegal yang membuat Myanmar mengalami kemunduran dalam berbangsa dan bernegara.

Baca juga : MUI Ingatkan Rezim Myanmar Soal Nasib Muslim Rohingya

"MER-C meminta kepada pihak militer agar menghormati hasil pemilu dan menghormati supremasi sipil," tulis MER-C dalam keterangan yang sama.

"Kami mengimbau terutama kepada ASEAN untuk memastikan agar militer Myanmar tidak melakukan langkah yang berlebihan terhadap etnis Rohingnya dan warga negara lainnya sehingga tidak terjadi bencana kemanusiaan yang hebat," kata MER-C.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement