REPUBLIKA.CO.ID, -- MAMUJU, SULBAR – Pascagempa yang melanda Mamuju Banyak juga warga yang memilih untuk mendirikan tenda di halaman rumahnya, bahkan mengungsi di atas perbukitan.
Di hari ketujuh pasca gempa yang mengguncang Majene dan Mamuju, distribusi bantuan mulai bisa tersalurkan terutama ke wilayah yang sulit dijangkau. Seperti Pos Pengungsian di daerah Da’ah (Mapolda Sulbar) Jl. Aiptu Norman Kalubibing, Mamuju, yang berada di atas perbukitan Kadolang.
Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa (DD) mendistribusikan bantuan logistik, mendirikan Pos Hangat dan Musholla Darurat, disertai tempat wudhu yang telah dilakukan pipanisasi sebelumnya. Tim DMC juga menggulirkan bantuan tenda terpal dan alas matras karena warga masih berkumpul dalam satu tenda bersama.
Ahmad Yamin, Koordinator Respon Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa (DD) pada peristiwa gempabumi Sulbar, menyebutkan, penyintas membutuhkan Musholla untuk melaksanakan ibadah, mengingat dampak gempa dan kondisi tempat mereka mengungsi yang jauh dari tempat ibadah.
“Musala sebelumnya di atas sudah rusak, dan menuju masjid terdekat harus turun bukit dengan jarak sekitar satu-dua kilometer dari tempat pengungsian. Tenda pengungsian mereka pun masih ada yang terisi lebih dari dua keluarga dalam satu tenda,” sebut Ahmad Yamin, saat dihubungi melalui sambungan WhatsApp Sabtu (30/1/2021).
Selain itu, di perbukitan tersebut tidak ada toilet. Untuk buang air, penyintas harus turun ke kali atau menggali lubang di tanah.
Tim DMC mendirikan sarana MCK agar membantu kebutuhan penyintas di wilayah tersebut. “Selain aspek medan jalan yang sulit dilalui sebab ada beberapa ruas jalan yang terputus akibat longsoran bahkan terhalang batu serta kondisi geografis berupa perbukita yang merupakan lokasi pos-pos pengungsi menjadi tantangan tersendiri bagi tim DMC DD untuk dapat mendistribusikan bantuan bahkan membuat instalasi sumur bor dengan area yang minim sumber mata air,” lanjut Ahmad Yamin.
Tidak hanya itu, Tim DMC juga membuat instalasi Sumur bor Air Bersih (SAB) di beberapa titik pengungsian, salah satunya di area Masjid Baitul Ikhsan Jl. M. Husni Tamrin No. 8 Mamuju. Pasalnya, penyintas yang mengandalkan air bersih bersumber dari Masjid itu dan hanya mengalir dari jam 4-7 pagi.
.