REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, pandemi Covid-19 masih belum dikendalikan. Karena itu, kehadiran vaksin Covid-19 memberikan harapan baru dalam mengendalikan pandemi di Indonesia.
"Fakta ini membuktikan, pandemi masih belum dapat dikendalikan, di tengah situasi yang mengkhawatirkan tersebut awal 2021 juga memberi harapan baru bagi kita semua yaitu dengan kehadiran vaksin Covid-19," kata Hadi Tjahjanto pada Webinar bertajuk “Vaksin Covid-19 Untuk Indonesia Bangkit” di Jakarta, Sabtu (31/1).
Panglima TNI mengatakan, TNI akan selalu siap mendukung program vaksinasi nasional. “Dalam mendukung vaksinasi nasional tersebut, TNI telah menyiapkan personel, material, dan alutsista untuk mengawal dan mengamankan distribusi Vaksin Covid-19 ke daerah-daerah,” katanya.
TNI juga mengerahkan 91.817 personel dan menyiapkan 109 Rumah Sakit TNI di 34 provinsi di seluruh Indonesia untuk mendukung Program Vaksinasi Nasional Covid-19. Panglima TNI menyampaikan, keterlibatan TNI dalam membantu penanganan pandemi Covid-19, dimulai dari penjemputan dan karantina 238 orang WNI dari Wuhan pada akhir Januari 2020.
Selanjutnya, pembentukan Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) TNI di Natuna, di Pulau Sebaru Kecil, Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Pulau Galang, dan Rumah Sakit Lapangan Indrapura.
Hadi Tjahjanto juga menegaskan, TNI selalu berada di garis depan dalam setiap upaya menjaga negara dan bangsa dari setiap ancaman, termasuk ancaman wabah penyakit seperti pandemi Covid-19 saat ini. "Prajurit TNI dan tenaga kesehatan TNI selalu menjadi frontliner dalam penanganan pandemi adalah aset penting yang harus dijaga dan diapresiasi," kata dia.
Panglima TNI mengatakan, untuk mendukung penguatan tenaga kesehatan yang berjuang di garis depan, TNI merekrut tenaga kesehatan melalui jalur khusus dari perwira prajurit karier khusus tenaga kesehatan TNI. "Untuk memperkuat tenaga kesehatan, TNI baru saja melantik 164 orang Perwira prajurit karier khusus tenaga kesehatan TNI yang akan langsung diterjunkan sesuai keahliannya masing-masing. Dengan perkuatan ini diharapkan dapat mempercepat pencapaian target Pemerintah dalam Program Vaksinasi Nasional,” ucapnya.
Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyampaikan, selain menerjunkan tenaga kesehatan, TNI juga mengerahkan personel di satuan-satuan kewilayahan untuk melaksanakan sosialisasi dan memberikan penyuluhan untuk mengedukasi masyarakat. “Hal ini penting karena salah satu faktor yang menjadi tantangan dalam program vaksinasi ini adalah beredarnya berita-berita bohong atau hoaks," katanya.
Masifnya informasi menyesatkan terkait vaksinasi menjadi penghambat dalam pemenuhan target 181 juta orang yang akan mendapatkan vaksinasi gratis sampai 2022. Menurut Panglima TNI, untuk memenangkan perang informasi dan narasi ini perlu adanya upaya sinergis dan kolaboratif seluruh stakeholders terkait, karena setiap anggota masyarakat adalah tokoh-tokoh sentral dalam penerapan disiplin protokol kesehatan.
Menurutnya masih adanya sebagian masyarakat yang enggan ataupun tidak disiplin, artinya membutuhkan pendekatan lebih baik. Pemahaman yang salah terkait vaksin dan upaya vaksinasi, juga harus dijernihkan. “Di sinilah peran penting berbagai elemen yang ada di dalam masyarakat, termasuk tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, adat, pemuda, wanita, dan sebagainya," kata dia.
Kemudian, sinergitas antara TNI-Polri, pemda, tokoh masyarakat dan tokoh agama juga menjadi sangat penting dalam menyukseskan Program Vaksinasi Nasional Covid-19. Panglima TNI juga menegaskan bahwa penerapan disiplin protokol kesehatan menjadi kunci dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dan harus menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari sampai pandemi ini dapat diatasi dan berakhir.