Sabtu 30 Jan 2021 18:55 WIB

Catatan Longsor dan Potensinya di Jawa Barat

Longsor di Jawa Barat rawan dan berpotensi banyak menelan korban jiwa.

Foto udara bencana tanah longsor di Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (12/1/2021).
Foto:

Berdasarkan catatan PVMBG, dari seluruh 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat, hanya tiga daerah tidak masuk wilayah berpotensi mengalami gerakan tanah. Yakni, Kabupaten Purwakarta, Kota Depok, dan Kota Tasikmalaya.

Namun, 24 kota dan kabupaten lainnya dinyatakan masuk ke dalam daftar wilayah berpotensi mengalami gerakan tanah. Mulai dari tingkat potensi gerakan tanah menengah, tinggi, hingga berpotensi menimbulkan banjir bandang.

Sementara itu wilayah Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang yang dilanda longsor hingga menelan 40 korban jiwa itu masuk ke wilayah yang memiliki potensi gerakan tanah Tinggi.

Kendati demikian, BPBD Jawa Barat saat ini hanya menetapkan 14 daerah kabupaten dan kota yang masuk ke dalam kategori bencana risiko Tinggi. Sedangkan 13 kabupaten dan kota lainnya masuk ke dalam kategori risiko bencana Sedang.

Mewaspadai bencana hingga tingkat desa

Kepala Pelaksana BPBD Jawa Barat Dani Ramdan mengatakan pemetaan potensi rawan bencana itu menurutnya sudah disusun hingga tingkat desa.

Sehingga, masyarakat diharapkan bisa memahami kondisi kebencanaan di lingkungannya. Karena, kata dia, pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk tetap berwaspada adalah hal krusial.

"Hanya gempa yang tidak bisa diprediksi kapan dan di mana terjadinya, tapi kalau banjir, kita lihat dari kondisi alam termasuk banjir rob karena air laut yang naik, Sedangkan tsunami dan gempa tidak bisa diprediksi," kata Dani dalam keterangannya.

Setelah menyusun peta rawan bencana, dia meminta setiap pemerintah daerah tingkat kabupaten atau kota bahkan hingga tingkat desa agar menyusun rencana penanggulangan bencana (RPB) di tingkatan masing-masing.

"Pemerintah desa bisa menyusun, misalnya jalur evakuasi manakala akan berpotensi bencana, tempat evakuasi atau pengungsian," kata dia.

Dengan begitu, menurutnya berbagai jenis bencana akan bisa dihadapi dan ditangani dengan baik. Apalagi, kata dia, jika ditambah dengan kesiapsiagaan personel maupun peralatan.

"Ada yang bisa kita cegah, ada yang tidak bisa, seperti gempa. Tapi kalau kita punya kesiapsiagaan, paling tidak bisa meminimalisir dampak atau risiko," kata Dani.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement