Sabtu 30 Jan 2021 10:27 WIB

Panglima TNI Sebut Hoaks Hambat Pemenuhan Target Vaksinasi

Semua pihak harus bersama-sama mencegah terjadinya euforia dari ketersediaan vaksin.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andi Nur Aminah
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto
Foto: Puspen TNI
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, menyatakan peredaran berita-berita bohong terkait vaksin dan upaya vaksinasi harus ditangani dengan baik agar tidak semakin tersebar luas. Masifnya informasi yang menyesatkan terkait hal tersebut ia nilai sebagai salah satu penghambat dalam pemenuhan target jumlah orang yang akan mendapatkan vaksinasi.

"Masifnya informasi menyesatkan terkait vaksinasi menjadi penghambat dalam pemenuhan target 181 juta orang yang akan mendapatkan vaksinasi sampai tahun 2022," jelas Hadi dalam acara bertajuk "Vaksin Covid-19 untuk Indonesia Bangkit" yang dilaksanakan secara virtual, Sabtu (30/1).

Baca Juga

Hadi menerangkan, semua pihak harus bersama-sama mencegah terjadinya euforia dari ketersediaan vaksin Covid-19 bagi masyarakat. Meski vaksin merupakan salah satu opsi untuk menekan pandemi, pelaksanaan vaksinasinya masih memelukan waktu yang cukup lama untuk benar-benar tercapai seluruh targetnya.

"Dengan demikian, penerapan disiplin protokol kesehatan tetap dan tetap harus menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari sampai pandemi ini dapat diatasi dan berakhir," kata dia.

Untuk itu, dia menyatakan, perlu ada upaya sinergis dan kolaboratif dari seluruh pihak untuk memenangkan perang informasi dan narasi terkait vaksin Covid-19. Menurut dia, pemahaman yang salah terkait vaksin dan upaya vaksinasi harus benar-benar dijernihkan.

"Pemahaman yang salah terkait vaksin dan upaya vaksinasi juga harus benar-benar dijernihkan. Disinilah peran penting berbagai elemen yang ada di dalam masyarakat," ungkap Hadi.

Menurut dia, setiap anggota masyarakat adalah tokoh-tokoh sentral dalam penerapan disiplin protokol kesehatan. "Masih adanya sebagian masyarakat yang enggan atau tidak disiplin berarti dibutuhkan pendekatan yang lebih baik," kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara tersebut.

Hadi mengungkapkan, selain menurunkan tenaga kesehatan TNI sebagai salah satu garda terdepan dalam penanganan pandemi, prajurit TNI yang ada di satuan-satuan kewilayahan juga diterjunkan. Menurut Hadi, mereka diterjunkan untuk melaksanakan sosialisasi dan memberikan penyuluhan dan mengedukasi masyarakat tentang Covid-19 dan vaksinnya.

"Karena salah satu faktor yang menjadi tantangan dalam program vaksinasi ini adalah beredarnya berita-berita bohong atau hoaks," kata Hadi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement