Selain itu, papar Bramuda, kegiatan ini sebagai gate “soft diplomacy” untuk mendorong investasi di Kabupaten Banyuwangi tumbuh dan berkembang sehingga Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor pariwisata mampu meningkat dan menyejahterakan masyarakat.
Bramuda mengungkapkan, Banyuwangi festival secara nyata mampu mendorong jumlah tujuan wisatawan yang semakin terus meningkat. Banyuwangi Festival juga menarik wisatawan untuk tinggal lebih lama sehingga uang yang berputar di sektor pariwisata semakin meningkat.
Hadirnya Banyuwangi festival mendorong pertumbuhan ekonomi di Banyuwangi. Hal ini terlihat dari peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 157,5 persen dari Rp 32,46 Triliun pada tahun 2010 menjadi 83,60 Triliun pada tahun 2019.
Serta meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat dari 20,80 juta perorang pertahun pada tahun 2010 menjadi 51,80 juta perorang pertahun pada tahun 2019, selaras dengan penurunan kemiskinan dari 20,09 persen pada tahun 2010 menjadi 7,52 persen di tahun 2019.
Dimulai sejak tahun 2012 dengan 12 event, di tahun 2020 Banyuwangi Festival berkembang menjadi 123 event yang terdiri dari event olah raga, adat, seni dan budaya, kuliner, keagamaan, fashion yang diselenggarakan rutin setiap tahun.