Ahad 24 Jan 2021 15:22 WIB

Merdeka Belajar dan Inovasi Pendidikan Tinggi

Esensi merdeka belajar itu adalah spirit mencari dan mengembangkan ilmu.

Sejumlah mahasiswa dengan menggunakan masker mengikuti perkuliahan Universitas Pantheon, Paris, Kamis (24/9). Banyak cluster baru kasus COVID-19 telah muncul, terutama sejak di bukanya kampus serta kegiatan belajar mengajar pada bulan ini. Menguatnya kasus Covid-19 ini merupakan tanda peringatan bagi negara-negara lain di Eropa, di mana sebagian besar universitas di eropa bersiap untuk melanjutkan kegiatan belajar dan penelitian dalam beberapa minggu mendatang. Foto AP / Michel EulerGaleri Foto
Foto:

Esensi Merdeka Belajar

Kemerdekaan merupakan hak asasi setiap warga negara yang dijamin konstitusi, termasuk hak dalam memperoleh kesempatan dan akses belajar. Karena itu, esensi merdeka belajar bukan  terletak pada kebebasan akademik dalam menyatakan pendapat atau pikiran, tetapi yang lebih penting lagi adalah kebebasan untuk memperoleh layanan pendidikan berkualitas dengan belajar di luar Prodi dan kampusnya, sehingga terjadi “silaturrahim ilmiah” dan inovasi pembelajaran.

Gagasan tersebut sejalan dengan pendapat Ki Hadjar Dewantara, “... Kemerdekaan hendaknya dikenakan  terhadap caranya anak-anak berpikir, yaitu jangan selalu 'dipelopori' atau disuruh mengakui buah pikiran orang lain. Akan tetapi, biasakanlah anak-anak mencari sendiri segala pengetahun dengan menggunakan pikirannya sendiri”. Dengan adanya kemerdekaan belajar di luar Prodi, akses informasi dan diskusi keilmuan menjadi lebih terbuka.

Belanja gagasan (shopping ideas) melalui perkuliahan lintas Prodi menjadi multiperspektif dan lebih kaya. Mahasiswa menjadi terbiasa memiliki jejaring intelektual (intellectual networking) yang luas.

Dengan demikian, merdeka belajar dan kampus merdeka menghendaki perubahan mindset, tidak hanya dari para pengambil kebijakan di setiap kampus, tetapi juga para sivitas akademika dalam melakukan  transformasi dan inovasi pendidikan berbasis ICT, kolaborasi lintas Prodi, dan terbuka. Gagasan Ki Hadjar Dewantara dalam mewujudkan pendidikan yang memerdekakan sungguh masih relevan diaktualisasikan untuk perubahan mindset tersebut.

Ketika berada di belakang, pendidik dan pemimpin harus memberi semangat dan motivasi (Tut wuri handayani). Ketika berada di tengah, pendidik dan pemimpin harus bekerja keras dan membangun kinerja (Ing madyo mangun karso). Dan ketika berada di garis depan, pendidik dan pemimpin harus memberikan teladan yang baik (In ngarso sung tulodo).

Esensi merdeka belajar itu adalah spirit mencari dan mengembangkan ilmu. Sedangkan kampus merdeka itu debirokratisasi kampus dengan “menjebol sekat-sekat” fisik dan administrasi menuju akses sumber dan pengalaman belajar di luar Prodi yang dapat memperkaya khazanah intelektual.

Dengan merdeka belajar, mahasiswa dilatih untuk membuka horison dan atmosfir akademik baru dalam pengembaraan intelektual. Sedangkan dengan kampus merdeka, manajemen, pimpinan, dan pengelola kampus belajar bermitra, berkolaborasi, dan beradaptasi dengan kampus lain.

Merdeka belajar dan kampus merdeka memacu tradisi baru, yaitu inovasi pendidikan tinggi menuju perguruan tinggi bertradisi riset dan berkelas dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement