Esensi Merdeka Belajar
Kemerdekaan merupakan hak asasi setiap warga negara yang dijamin konstitusi, termasuk hak dalam memperoleh kesempatan dan akses belajar. Karena itu, esensi merdeka belajar bukan terletak pada kebebasan akademik dalam menyatakan pendapat atau pikiran, tetapi yang lebih penting lagi adalah kebebasan untuk memperoleh layanan pendidikan berkualitas dengan belajar di luar Prodi dan kampusnya, sehingga terjadi “silaturrahim ilmiah” dan inovasi pembelajaran.
Gagasan tersebut sejalan dengan pendapat Ki Hadjar Dewantara, “... Kemerdekaan hendaknya dikenakan terhadap caranya anak-anak berpikir, yaitu jangan selalu 'dipelopori' atau disuruh mengakui buah pikiran orang lain. Akan tetapi, biasakanlah anak-anak mencari sendiri segala pengetahun dengan menggunakan pikirannya sendiri”. Dengan adanya kemerdekaan belajar di luar Prodi, akses informasi dan diskusi keilmuan menjadi lebih terbuka.
Belanja gagasan (shopping ideas) melalui perkuliahan lintas Prodi menjadi multiperspektif dan lebih kaya. Mahasiswa menjadi terbiasa memiliki jejaring intelektual (intellectual networking) yang luas.
Dengan demikian, merdeka belajar dan kampus merdeka menghendaki perubahan mindset, tidak hanya dari para pengambil kebijakan di setiap kampus, tetapi juga para sivitas akademika dalam melakukan transformasi dan inovasi pendidikan berbasis ICT, kolaborasi lintas Prodi, dan terbuka. Gagasan Ki Hadjar Dewantara dalam mewujudkan pendidikan yang memerdekakan sungguh masih relevan diaktualisasikan untuk perubahan mindset tersebut.
Ketika berada di belakang, pendidik dan pemimpin harus memberi semangat dan motivasi (Tut wuri handayani). Ketika berada di tengah, pendidik dan pemimpin harus bekerja keras dan membangun kinerja (Ing madyo mangun karso). Dan ketika berada di garis depan, pendidik dan pemimpin harus memberikan teladan yang baik (In ngarso sung tulodo).
Esensi merdeka belajar itu adalah spirit mencari dan mengembangkan ilmu. Sedangkan kampus merdeka itu debirokratisasi kampus dengan “menjebol sekat-sekat” fisik dan administrasi menuju akses sumber dan pengalaman belajar di luar Prodi yang dapat memperkaya khazanah intelektual.
Dengan merdeka belajar, mahasiswa dilatih untuk membuka horison dan atmosfir akademik baru dalam pengembaraan intelektual. Sedangkan dengan kampus merdeka, manajemen, pimpinan, dan pengelola kampus belajar bermitra, berkolaborasi, dan beradaptasi dengan kampus lain.
Merdeka belajar dan kampus merdeka memacu tradisi baru, yaitu inovasi pendidikan tinggi menuju perguruan tinggi bertradisi riset dan berkelas dunia.