Sabtu 23 Jan 2021 21:56 WIB

Survei SehatQ: 88 Persen Masyarakat Bersedia Divaksin Covid

Hasil survei memperlihatkan sebagian besar masyarakat bersedia menerima vaksin Covid.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andri Saubani
Sejumlah tenaga kesehatan menjalani vaksinasi di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Jakarta.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah tenaga kesehatan menjalani vaksinasi di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Startup di bidang teknologi kesehatan SehatQ mengadakan survei mengenai persepsi masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19. Hasilnya, 88 persen masyarakat bersedia mendapatkan vaksin Covid-19.

“Hasil survei memperlihatkan bahwa sebagian besar masyarakat bersedia menerima vaksin Covid-19. Dari total 797 responden, sebanyak 88 persen diantaranya atau 699 orang bersedia mendapatkan vaksin,” kata CEO SehatQ Linda Wijaya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Sabtu (23/1).

Baca Juga

Linda menambahkan, survei ini dilakukan melalui dalam jaringan pada Oktober 2020 ini yang melibatkan 797 responden. Sementara itu terkait waktu pemberian vaksin, ia menyebutkan sebanyak 49 persen responden atau 394 orang menyatakan berharap vaksinasi massal dilakukan apabila kualitas vaksin telah terbukti efektif.

Sementara itu, ianmenyebutkan sebanyak 19 persen responden yaitu sebanyak 155 orang yang ingin vaksinasi dilakukan secepatnya. Kemudian 10 persen sebanyak 76 orang mengaku memilih mendapatkan vaksin sesuai jadwal pemerintah dan 9 persen atau 74 orang yang mau divaksin setelah kelompok prioritas menerimanya. SehatQ juga menggali informasi dari para responden yang belum bersedia menerima vaksin.

"Setidaknya ada 12 persen responden dari total responden

menolak vaksin dengan empat alasan," ujarnya.

Ia menyebutkan 66 persen responden atau 98 orang yang menolak vaksin karena tidak yakin terhadap keamanan maupun efektivitas vaksin Covid-19. Kedua, sebanyak 19 persen atau 19 orang responden mengkhawatirkan efek samping di kemudian hari. Ketiga, 8 persen responden atau delapan orang meyakini ada alternatif selain vaksin untuk mengakhiri pandemi.

Terakhir, pertimbangan kepercayaan dalam agama membuat 6 persen responden atau enam orang menolak vaksin Covid-19. Pihaknya berharap hasil survei tersebut berhasil memetakan pandangan publik terhadap kehadiran vaksin di masa pandemi saat ini.

Menanggapi hasil survei ini, Senior Executive Vice President (SEVP) Penelitian dan Pengembangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Penghasil Vaksin Bio Farma Adriansjah Azhari meminta masyarakat tidak perlu khawatir terhadap kualitas dan keamanan vaksin Covid-19 yang beredar di Tanah Air.

“Sebelum didistribusikan kepada masyarakat, tim peneliti bersama tim medis, melakukan pengujian ketat terhadap vaksin,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement