Jumat 22 Jan 2021 21:35 WIB

BPPTKG: Volume Kubah Lava Merapi Masih Tergolong Kecil

Volume kubah lava Gunung Merapi saat ini tergolong masih kecil dibandingkan 2006.

 Gunung Merapi mengeluarkan lahar saat terjadi letusan, seperti yang terlihat dari Sleman, Yogyakarta, Indonesia, 17 Januari 2021 (dikeluarkan 18 Januari 2021). Gunung Merapi adalah salah satu gunung berapi paling aktif di negara ini. Sedikitnya 300 orang tewas saat meletus pada 2010.
Foto:

Sejak memasuki fase erupsi pada 4 Januari 2021, Hanik memperkirakan ke depan awan panas guguran yang meluncur dari Gunung Merapi intensitasnya fluktuatif. "Mungkin bisa lebih intens, tetapi juga bisa berkurang," kata dia.

Sementara itu, berdasarkan penilaian probabilitas erupsi Gunung Merapi, ia menyebutkan sampai saat ini probabilitas tertinggi masih erupsi efusif dengan persentase mencapai 43 persen.

Kendati demikian, erupsi eksplosif masih memungkinkan terjadi dengan persentase 20 persen, disusul probabilitas 18,8 persen untuk crypto eksplosif, dan 17,9 persen intrusi.

Dalam sepekan (15-21 Januari) BPPTKG mencatat guguran lava pijar teramati sebanyak 282 kali dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter arah barat daya ke hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.

Sedangkan awan panas guguran terjadi sebanyak 19 kali dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter arah barat daya dan terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimal 60 mm dan durasi 209 detik.

BPPTKG menyimpulkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.

Status Gunung Merapi masih dipertahankan pada Level III atau Siaga dengan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer.

Sedangkan apabila terjadi letusan eksplosif, lontaran material vulkanik dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement