REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut volume kubah lava Gunung Merapi hingga 21 Januari 2021 mencapai 104.000 meter kubik. Volume tersebut masih tergolong kecil jika dibandingkan saat erupsi 2006.
"Volume yang tumbuh sekarang ini masih kecil. Sebagai gambaran saja pada 2006 itu (volume kubah lava) 3,5 juta meter kubik kalau tidak salah, tapi hitungannya jelas jutaan," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida saat konferensi pers secara virtual di Yogyakarta, Jumat (22/1).
Hanik mengatakan pada masa erupsi 2006 pertumbuhan volume kubah lava mencapai 70 ribu meter kubik per hari dan jumlahnya terus meningkat. Sementara laju pertumbuhan saat ini rata-rata masih sebesar 8.600 meter kubik per hari.
Meski demikian, berdasarkan data pengamatan mingguan, BPPTKG mencatat volume kubah lava Gunung Merapi masih terus mengalami pertumbuhan.
Sebelumnya, per 14 Januari 2021 volume kubah lava masih sebesar 46.766 meter kubik dengan laju pertumbuhan sekitar 8.500 meter kubik per hari. Pada awal pekan ini kembali meningkat menjadi 85.000 meter kubik dan per 21 Januari menjadi 104.000 meter kubik.
Pertumbuhan kubah lava ini, kata Hanik, berdampak pada perubahan morfologi di sisi barat daya Gunung Merapi secara signifikan. Sedangkan di sisi tenggara hingga kini belum ada perubahan. "Namun demikian, kita tetap harus konsentrasi dalam pengamatan yang ada di dalam kawah," kata dia.
Jika volume kubah lava terus tumbuh, sebaliknya itensitas kegempaan, deformasi atau perubahan bentuk tubuh Gunung Merapi, serta konsentrasi gas justru mengalami penurunan signifikan.
"Kegempaan internal 12 kali per hari, deformasi sudah berhenti 1 cm per hari, dan gas vulkanik Co2 saat ini 550 ppm dalam tren menurun," kata dia.