REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) resmi menghentikan operasi SAR kecelakaan pesawat Sriwijaya Air nomor registrasi PK-CLC hari ini (21/1). Namun, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan pencarian kotak hitam cockpit voice recorder (CVR) pesawat nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh pada 9 Januari 2021 itu tetap dilakukan.
"Kami berkomitmen tetap melakukan upaya-upaya dan mengalihkan lead kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)," kata Budi di Dermaga JICT II, Kamis (21/1).
Budi memastikan, KNKT sudah mendapat kesepakatan dari TNI Angkatan Laut, TNI, dan Polri untuk melakukan operasi lanjutan. Dia menegaskan operasi lanjutan dilakukan di sekitar wilayah Pulau Lancang.
"Tentu apa yang dilakukan diantaranya upaya menemukan CVR dimana presiden juga mengharapkan itu ketemu sehingga analisa yang dilakukan oleh KNKT akan paripurna," kata Budi.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono memastikan akan bertanggung jawab dalam melakukan operasi SAR lanjutan. Soerjanto menuturkan, hal tersebut tetap dilakukan karena dibutuhkan dalam investigasi yang dilakukan KNKT.
"Kami masih akan terus melakukan pencarian CVR yang sampai hari ini belum ditemukan," ujar Soerjanto.
Soerjanto menegaskan, operasi lanjutan juga mendapatkan dukungan dari TNI Angkatan Laut, Polri, dan Basarnas. Begitu juga dengan unsur gabungan lainnya termasuk dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
"Bahkan juga warga di Pulau Seribu sangat antusias membantu investigasi yang dilakukan KNKT," kata Soerjanto.
Soerjanto menambahkan, KNKT akan segera melaporkan kepada Basarnas dan pihak terkait lainnya jika mendapatkan sejumlah temuan. Baik itu temuan dari potongan pesawat atau korban penumpang untuk segera ditindaklanjuti.